Apa Gejala Ketidakseimbangan Estrogen yang Berbeda?

Dominasi estrogen berarti terlalu banyak estrogen dibandingkan dengan progesteron dalam tubuh seseorang. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan beberapa gejala pada wanita, seperti stres, insomnia, masalah kesuburan, osteoporosis, dan hot flashes. Meski wanita lebih sering mengalami gejala ini, beberapa di antaranya juga bisa muncul pada pria atau anak-anak. Sebagian besar gejala ketidakseimbangan estrogen dapat dialami secara alami hanya oleh wanita.

Salah satu gejala ketidakseimbangan estrogen yang paling umum ditemukan pada kedua jenis kelamin adalah stres. Ketika ada jumlah estrogen yang berlebihan dalam sistem, itu menyebabkan seseorang mengalami kecemasan dan insomnia. Akibatnya, kelenjar adrenal mengalami kelelahan dan menghasilkan lebih sedikit progesteron. Seiring waktu, ini mengarah pada produksi progesteron yang lebih banyak dan peningkatan dominasi estrogen. Stres menyebabkan gejala ketidakseimbangan estrogen yang lebih buruk, termasuk perubahan kadar gula darah.

Ketidakseimbangan estrogen bertanggung jawab atas masalah infertilitas pada wanita. Memiliki kadar estrogen yang rendah dalam tubuh dapat menghentikan proses ovulasi terjadi. Estrogen bertindak sebagai stimulan untuk lendir yang ditemukan pada pembukaan serviks, dan sel sperma tidak dapat bergerak menuju tujuan yang diinginkan sampai estrogen mengubah tekstur lendir. Setelah transformasi terjadi, sperma dapat berenang dengan mudah menuju sel telur. Harus ada jumlah estrogen yang cukup dalam tubuh untuk melapisi dinding rahim, dan tanpa lapisan itu, tidak mungkin untuk menanamkan sel telur yang telah dibuahi.

Kadar estrogen yang rendah dalam tubuh manusia meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Estrogen diperlukan untuk menjaga kepadatan tulang yang ditemukan pada wanita. Setelah menopause berakhir, kadar estrogen terus menurun, dan hilangnya kepadatan tulang semakin cepat. Wanita bisa kehilangan lebih dari 25 persen kepadatan tulang selama lima sampai 10 tahun pertama setelah menopause. Mereka yang kedua indung telurnya diangkat melalui pembedahan juga dapat mengalami gejala ketidakseimbangan estrogen ini.

Hot flashes dialami oleh sebagian besar wanita, biasanya tepat sebelum menopause dimulai. Hipotalamus bertanggung jawab untuk mengontrol suhu tubuh. Ketika terjadi penurunan kadar estrogen dalam tubuh, hal itu menyebabkan hipotalamus menjadi terlalu panas. Hal ini menyebabkan otak untuk mengontrol tingkat panas dengan mengirimkan sinyal yang diperlukan pada tingkat yang lebih cepat. Detak jantung yang cepat memungkinkan pembuluh darah dalam tubuh untuk bersirkulasi sampai keringat diproduksi untuk mendinginkan panas.