Saraf vagus, juga disebut sebagai saraf kranial kesepuluh, dimulai di otak dan meluas ke bawah ke perut. Saraf ini memasok area tubuh seperti otak, jantung dan paru-paru, dan berbagai organ sistem pencernaan. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan sejumlah masalah dan gejala medis, termasuk kesulitan berbicara atau menelan, gangguan pendengaran, atau masalah jantung atau pencernaan. Masalah kandung kemih yang menyebabkan inkontinensia sering dilaporkan pada pasien dengan kerusakan saraf vagus juga.
Salah satu gejala kerusakan saraf vagus yang lebih umum adalah perubahan vokal, atau perubahan suara seseorang. Suara mungkin mulai terdengar agak serak jika laring, atau kotak suara, mengalami kerusakan. Kerusakan saraf vagus juga dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan menggerakkan lidah sebagaimana mestinya ketika mencoba berbicara, yang menyebabkan kesulitan berbicara.
Suatu kondisi yang dikenal sebagai disfagia adalah gejala umum lain dari kerusakan saraf vagus. Disfagia adalah suatu kondisi medis di mana tindakan normal menelan menjadi sulit dan kadang-kadang bahkan sedikit menyakitkan. Karena saraf vagus bertanggung jawab untuk mengendalikan banyak otot di mulut dan lidah, kerusakan pada area ini mencegah beberapa gerakan yang diperlukan untuk menelan.
Refleks muntah seseorang sangat dikontrol oleh saraf vagus. Karena itu, ketika saraf ini telah mengalami kerusakan atau cedera, refleks muntah bisa berkurang atau bahkan hilang. Hal ini dapat menyebabkan risiko tersedak makanan atau minuman atau bahkan air liur. Jika kerusakan saraf vagus mempengaruhi bagian telinga yang disuplainya, gangguan pendengaran dapat terjadi.
Salah satu akibat yang lebih serius dari kerusakan saraf vagus adalah kerusakan kardiovaskular yang mempengaruhi fungsi jantung dan sistem peredaran darah. Detak jantung tidak teratur, suatu kondisi yang dikenal sebagai aritmia, adalah gejala yang paling umum. Aritmia dapat menyebabkan nyeri dada, pusing, dan sesak napas.
Masalah pencernaan terkadang dapat terjadi sebagai akibat dari kerusakan saraf vagus. Konstipasi terus-menerus sering merupakan gejala kerusakan saraf di daerah ini. Ini paling sering disebabkan oleh kelainan pada cara perut dan usus berkontraksi. Peningkatan produksi asam lambung juga merupakan gejala umum dari jenis kerusakan saraf ini.
Inkontinensia, atau ketidakmampuan untuk mengontrol pelepasan urin dengan benar, adalah gejala lain yang mungkin dari kerusakan saraf vagus. Ini adalah saraf yang memasok kandung kemih, dan kerusakan dapat mencegah pasien merasakan keinginan untuk buang air kecil, yang menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih. Hasilnya dapat berkisar dari kebocoran urin ringan hingga ketidakmampuan total untuk mengontrol buang air kecil.