Apa Gejala Hipoglikemia Reaktif?

Beberapa gejala hipoglikemia reaktif yang lebih umum termasuk pusing, peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah tinggi. Gejala hipoglikemia reaktif lainnya termasuk berkeringat banyak dan kelelahan ekstrem. Dalam beberapa kasus, gejala hipoglikemia reaktif seperti serangan kecemasan, insomnia berkepanjangan, dan psikosis dapat mengindikasikan suatu kondisi yang memerlukan rawat inap.

Kondisi hipoglikemik termasuk gula darah rendah atau glukosa darah rendah. Ketika seseorang dengan kondisi ini mengonsumsi gula, tubuh cenderung memproduksi insulin dalam jumlah berlebihan. Ketika ini terjadi, kadar glukosa darah bisa turun drastis, mengganggu kemampuan pasien untuk berfungsi secara normal. Individu mungkin mengalami gejala hipoglikemia reaktif yang mencerminkan kekurangan energi, seperti anemia.

Pada kondisi anemia, penderita mungkin sering mengalami kurang keseimbangan atau pusing. Ini mungkin juga akibat dari peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Selain pusing, beberapa individu mungkin juga mengalami sakit kepala sepanjang hari. Rasa lapar yang ekstrem atau mengidam yang tidak biasa juga bisa menjadi gejala dari kondisi ini.

Beberapa pasien dengan hipoglikemia mungkin mengalami perubahan penglihatan. Kebutuhan tiba-tiba akan kacamata resep dapat muncul dengan sendirinya karena kekeruhan atau penglihatan yang tidak jelas. Gejala-gejala ini seringkali dapat bertepatan dengan kondisi diabetes juga.

Cukup sering, orang yang menderita gangguan medis ini mungkin mengalami gejala hipoglikemia reaktif seperti lekas marah dan ketegangan saraf. Perasaan rangsangan atau ketidakmampuan untuk tertidur untuk waktu yang lama juga dapat bermanifestasi dengan kondisi ini. Pasien juga mungkin mengalami sesak napas dan serangan kecemasan.

Meskipun kondisi ini mempengaruhi orang secara berbeda, beberapa pasien mungkin mengalami gejala hipoglikemia reaktif yang parah. Pada beberapa pasien, kecemasan ekstrim dapat bermanifestasi sebagai perilaku psikotik. Kesedihan, depresi, dan gejala yang menyerupai gangguan bipolar mungkin ada.

Ketika seseorang yang menderita kondisi hipoglikemik tidak diobati, gejalanya mungkin cukup ekstrem sehingga memerlukan rawat inap. Disorientasi dan kebingungan dapat mendahului kejang. Dalam beberapa kasus, kehilangan kesadaran dapat terjadi.

Jika diagnosis hipoglikemia yang tepat telah ditegakkan, pasien harus menyimpan persediaan makanan yang menghasilkan energi dalam keadaan darurat. Dalam kasus serangan mendadak, dia mungkin mengkonsumsi segenggam kismis atau permen keras. Salah satu dari makanan ini untuk sementara dapat meningkatkan kadar gula darah. Jus buah atau soda juga bisa diganti.
Selain asupan darurat ini, ada diet khusus untuk pasien hipoglikemia yang mungkin direkomendasikan di bawah pengawasan dan perawatan dokter. Dalam banyak kasus, dokter dapat merujuk pasien ke ahli diet terlatih yang dapat membantu individu mempertahankan rencana yang sehat untuk mengelola kondisi tersebut.