Gejala gangguan tidur yang umum termasuk kantuk berlebihan di siang hari, lekas marah, sulit berkonsentrasi, dan kehilangan memori. Gejala tersebut cenderung disebabkan oleh siklus tidur yang tidak normal. Siklus abnormal dapat ditandai dengan tidur yang konsisten, tetapi tidak nyenyak, atau ketidakmampuan untuk tidur di malam hari. Banyak gejala gangguan tidur, seperti linglung yang ekstrem, sangat terlihat, tetapi gejala lain, seperti hanya merasa lelah sepanjang hari, lebih samar dan mungkin tidak dipahami dengan benar sebagai gejala gangguan tidur.
Kantuk di siang hari yang berlebihan, yang dikenal sebagai hipersomnia, dapat menjadi gejala dari berbagai gangguan tidur, seperti sleep apnea, narkolepsi, dan sindrom kaki gelisah. Sleep apnea ditandai dengan periode di mana pernapasan orang yang tidur terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan tidur yang tidak konsisten dan gelisah. Seringkali, orang yang tidur bahkan tidak menyadari bahwa mereka menderita sleep apnea, bahkan ketika gangguan pernapasan menyebabkan mereka terbangun. Apnea dapat disebabkan oleh jaringan longgar di bagian belakang tenggorokan yang menghalangi jalan napas. Ini juga bisa disebabkan oleh sinyal otak yang menyebabkan orang yang tidur berhenti bernapas untuk sementara.
Seperti sleep apnea, restless leg syndrome adalah kondisi yang dapat mengganggu tidur hingga menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari. Ini ditandai dengan kejang kaki yang tidak terkendali yang sering terjadi saat seseorang tertidur, tetapi juga dapat terjadi saat tidur. Tendangan kaki juga bisa mengganggu tidur orang lain di ranjang.
Narkolepsi terjadi ketika seseorang merasa kantuk yang ekstrem, tetapi berkala, sepanjang hari. Kantuk tidak disebabkan oleh kurang tidur di malam hari; melainkan, ini adalah kondisi kronis yang harus dipelajari untuk dikelola. Orang yang menderitanya akan mengalami periode kantuk yang ekstrem—sampai benar-benar tertidur—sepanjang siang hari, namun periode lain dalam sehari mungkin ditandai dengan tidak mengantuk sama sekali.
Siklus tidur yang tidak normal juga menyebabkan banyak gejala gangguan tidur. Mereka dapat disebabkan oleh segudang gangguan, termasuk sindrom fase tidur tertunda (DSPS), di mana seseorang sulit tidur dengan cepat; gangguan dengan ritme sirkadian seseorang; serta sleepwalking dan teror tidur. Siklus tidur yang tidak normal cenderung menyebabkan kantuk di siang hari yang berlebihan.
Banyak gejala gangguan tidur akibat ketidakmampuan untuk tidur di malam hari, suatu kondisi yang dikenal sebagai insomnia. Bahkan ketika orang yang menderita insomnia berhasil tertidur, mereka biasanya tidak dapat tetap tertidur untuk jangka waktu yang sehat. Sulit tidur seringkali bisa menjadi kondisi sementara, yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti serangan stres, kelelahan perjalanan, atau reaksi aneh terhadap pengobatan. Ini menjadi masalah serius bagi sebagian orang ketika berubah menjadi kondisi kronis.
Jika seseorang secara kronis mengalami kombinasi gejala gangguan tidur, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter. Ada juga spesialis tidur yang mungkin juga bisa sampai ke akar masalahnya. Memiliki spesialis yang menyelidiki masalah ini tidak hanya penting untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak; itu mungkin mengungkap masalah yang jauh lebih serius yang memerlukan perawatan.