Dermatomiositis adalah penyakit yang relatif jarang yang merusak kulit dan otot. Ini dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, tetapi anak-anak dan orang dewasa paruh baya adalah korban yang paling umum. Selain itu, penyakit ini umumnya lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Gejala Dermatomiositis biasanya memburuk dari waktu ke waktu, dan yang paling umum termasuk ruam kulit, nyeri otot dan kelemahan, dan deposit kalsium di bawah kulit.
Gejala dermatomiositis pertama hampir selalu berupa ruam kulit. Ruam berwarna ungu ini biasanya cukup gatal, dan bisa menjadi bersisik atau bersisik. Paling sering berkembang di wajah, tangan, lengan, pinggul, dan paha. Dalam beberapa kasus, itu juga dapat berkembang di punggung, kulit kepala, dan dada bagian atas. Pada kasus dermatomiositis yang parah, lepuh dapat terbentuk di samping ruam.
Setelah ruam, gejala berikutnya yang terjadi adalah kelemahan otot yang progresif, yang dapat terjadi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah ruam awal. Seringkali, kelemahan ini disertai dengan nyeri otot atau nyeri otot di area tertentu. Jika ruam muncul selama enam bulan atau lebih tanpa kelemahan otot, maka disebut dermatomiositis amiopatik klinis.
Mula-mula, otot-otot yang paling dekat dengan batang tubuh terpengaruh, yaitu otot bahu dan pinggul. Bangun dari kursi atau mengangkat tangan di atas kepala terkadang bisa sangat sulit. Seiring perkembangan penyakit, area lain dari tubuh mungkin dapat terpengaruh, menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Masalah paru-paru, kelelahan, demam, perforasi usus, dan tukak gastrointestinal adalah gejala dermatomiositis lainnya. Kesulitan menelan akibat penyakit ini juga bisa menyebabkan penurunan berat badan.
Kira-kira satu sampai tiga tahun setelah dermatomiositis dimulai, endapan kalsium di bawah kulit mungkin mulai terbentuk. Ini disebut kalsinosis, dan biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Benjolan keras ini terbentuk di bawah kulit dan dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Paling sering, bagaimanapun, mereka terjadi di tangan dan lengan.
Tidak ada obat untuk penyakit ini. Sebaliknya, pengobatan terutama difokuskan untuk meredakan gejala dermatomiositis. Seperti kebanyakan penyakit lainnya, intervensi dini adalah kunci keberhasilan, dan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih sedikit di kemudian hari.
Biasanya perawatan pertama melibatkan penggunaan kortikosteroid. Jika ini gagal, dokter dapat memulai pengobatan yang melibatkan imunosupresan. Obat-obatan ini membatasi produksi antibodi dalam tubuh, yang dapat mengurangi peradangan yang terkait dengan gejala dermatomiositis. Terapi fisik adalah pengobatan umum lainnya untuk dermatomiositis, yang telah dikenal untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan pada beberapa pasien.