Apa Gejala Berbeda Teror Malam?

Gejala teror malam dapat bervariasi pada orang dewasa dan anak-anak, tetapi gejala yang paling menonjol di antara segala usia adalah insomnia atau pola tidur yang tidak teratur. Itu juga umum untuk mengalami mimpi menakutkan ketika dipengaruhi oleh teror malam. Tanda-tanda teror malam lainnya adalah berteriak saat terbangun di tengah malam. Anak-anak yang menderita teror malam mungkin takut gelap dan bersikeras untuk tidur dengan lampu menyala. Anak-anak yang lebih kecil mungkin ingin tidur di tempat tidur orang tuanya.

Teror malam mempengaruhi pria dan wanita. Banyak orang dewasa menderita gejala teror malam yang dapat mengganggu kehidupan seseorang. Orang dewasa mungkin terbangun di tengah malam dengan perasaan malapetaka yang akan datang. Dalam kasus yang parah, orang tersebut mungkin berkeringat deras, atau jantungnya mungkin berdetak kencang. Dia mungkin juga merasa pusing atau pusing.

Beberapa orang dengan gangguan ini juga mengalami episode berjalan dalam tidur. Selama fase ini, individu akan berada dalam keadaan setengah sadar, meskipun masih tertidur. Baik anak-anak maupun orang dewasa yang memasuki fase berjalan dalam tidur selama episode teror malam mungkin menjadi sangat bingung saat bangun. Oleh karena itu, penting untuk mendekati orang tersebut dengan hati-hati, untuk menghindari kecelakaan yang berpotensi membahayakan.

Anak-anak yang menunjukkan gejala teror malam sering mengeluh mimpi buruk. Mimpi mungkin sangat jelas dan menakutkan, terutama bagi anak kecil. Dalam banyak kasus, mimpi menakutkan itu bisa berulang setiap malam. Beberapa anak mungkin tidak dapat mengingat pengalaman di pagi hari, meskipun mereka mungkin merasa sangat lelah atau mengantuk.

Dokter mengalami kesulitan mendiagnosis teror malam, karena gejalanya sangat mirip dengan mimpi buruk. Namun, gejala teror malam lebih beragam. Hampir setiap orang yang mengalami teror malam akan memiliki ketakutan akan malam dan ragu-ragu untuk tertidur. Mengidentifikasi penyebab teror malam bisa sama sulitnya dengan mendiagnosis gangguan tersebut. Banyak ahli percaya beberapa individu yang menderita teror malam mungkin pernah mengalami peristiwa traumatis di masa lalu, sementara yang lain percaya ada faktor genetik yang terlibat.

Mencegah teror malam dapat dilakukan dengan perawatan medis atau dalam beberapa kasus, program swadaya. Beberapa pasien menggunakan obat resep untuk mengendalikan gejala teror malam. Seorang dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk orang dewasa, meskipun obat ini umumnya digunakan dengan hati-hati ketika diresepkan untuk anak-anak. Obat penenang juga dapat diresepkan untuk pasien dengan gejala teror malam.