Arteritis temporal (TA), juga dikenal sebagai arteritis sel raksasa (GCA), dapat menyebabkan sejumlah gejala yang berbeda. Manifestasi paling umum dari penyakit ini adalah sakit kepala, nyeri pada rahang, demam, penurunan berat badan, kelelahan, perubahan visual, dan kekakuan otot. Gejala arteritis temporal lain yang lebih jarang, tetapi mengancam jiwa, dapat mencakup aneurisma dan stroke. Seringkali gejala yang terkait dengan penyakit radang ini dimulai secara bertahap dan berkembang perlahan seiring waktu.
Salah satu gejala arteritis temporal yang paling umum adalah nyeri di daerah kepala dan leher. Sekitar dua pertiga pasien dengan TA mengeluh sakit kepala. Selain itu, sekitar setengah dari pasien dengan kondisi ini mengalami klaudikasio rahang, yang menyebabkan rasa sakit yang terkait dengan mengunyah atau menggerakkan rahang. Beberapa pasien juga dapat mengalami nyeri tenggorokan dan nyeri lidah. Lainnya memiliki nyeri kulit di atas area arteri temporal, yang terletak di dekat pelipis.
Seringkali, gejala arteritis temporal tidak jelas dan tidak spesifik. Banyak pasien mengalami demam berulang, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan kelelahan. Gejala sistemik ini dapat menunjukkan sejumlah penyakit atau kondisi. Dokter yang merawat pasien dengan keluhan ini seringkali perlu memahami lebih jauh tentang riwayat medis pasien, usia, faktor risiko, dan gejala yang menyertainya untuk membuat diagnosis arteritis temporal.
Masalah penglihatan adalah manifestasi lain dari arteritis temporal yang sering dialami pasien. Berbagai gejala visual dapat berkembang, termasuk kehilangan sebagian bidang penglihatan dalam jangka pendek, penglihatan ganda, dan kehilangan penglihatan total pada satu atau kedua mata. Gejala kehilangan penglihatan pada pasien arteritis temporal mengkhawatirkan, karena pasien ini bisa berakhir dengan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan tepat.
Kondisi medis yang disebut polymyalgia rheumatica (PMR) umumnya dikaitkan dengan arteritis temporal. Kondisi ini menyebabkan masalah otot, termasuk nyeri atau kaku pada bahu, leher, dan pinggul. Seringkali gejala ini lebih buruk di pagi hari dan dapat dikaitkan dengan kelemahan subjektif. Tidak semua kasus PMR berhubungan dengan TA, dan tidak semua pasien dengan TA memiliki gejala PMR. Namun, sekitar 40-50% pasien dengan arteritis temporal memiliki PMR yang hidup berdampingan.
Meskipun gejala arteritis temporal yang paling sering termasuk nyeri di kepala atau leher, gejala sistemik nonspesifik, perubahan visual, dan gejala PMR, manifestasi lain dari kondisi ini juga mungkin terjadi. Misalnya, TA dapat menyebabkan gejala neurologis seperti gangguan pendengaran, serangan iskemik sementara — di mana suplai darah untuk sementara menurun, dan stroke. Beberapa pasien mengalami klaudikasio lengan, yaitu nyeri yang terjadi saat lengan digerakkan. Banyak pasien dengan TA sangat rentan terhadap infeksi saluran pernapasan atas seperti flu biasa. Kadang-kadang pasien dapat mengembangkan aneurisma aorta, yang merupakan malformasi pembuluh darah yang dapat mengancam jiwa jika mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang terkena.