Apa Gejala Akalasia Esofagus?

Akalasia esofagus terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah (LES) yang biasanya memungkinkan makanan masuk ke lambung terlalu kencang. Makanan padat dan cairan mengalami kesulitan membuatnya melalui tabung, mengakibatkan kesulitan menelan yang signifikan. Gejala lain dari akalasia esofagus dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi kebanyakan pasien mengalami regurgitasi makanan, nyeri dada ringan, dan penurunan berat badan. Orang yang mampu mengenali dan menjelaskan gejala awal akalasia esofagus kepada dokter mereka dapat membantu memastikan mereka menerima diagnosis dan perawatan yang akurat.

LES biasanya mengembang dan berkontraksi secara teratur untuk membantu makanan masuk ke saluran pencernaan. Jika otot-otot yang mengontrol LES tidak dapat rileks, melewatkan makanan menjadi lambat, sulit, dan terkadang menyakitkan. Masalah menelan bahkan gigitan kecil makanan atau seteguk cairan adalah gejala paling umum dari akalasia esofagus. Saat makanan menempel di kerongkongan, dada bagian atas dan tenggorokan terasa sesak dan terkadang nyeri. Tersedak dapat terjadi dengan gigitan besar atau ketika mencoba menelan cairan yang sangat kental.

Gejala tambahan akalasia esofagus mungkin termasuk memuntahkan makanan kembali ke dalam mulut, penurunan berat badan, dan kelelahan. Makanan yang tidak sampai ke lambung menumpuk di tenggorokan hingga tidak bisa ditampung lagi. Setelah makan sedang hingga besar, biasanya seseorang akan muntah. Karena merupakan bahan yang tidak tercerna, muntahannya jauh lebih kering dan konsistensinya lebih keras daripada muntahan biasa yang dilapisi dengan asam lambung. Gejala penurunan berat badan, dehidrasi, dan kelelahan adalah hasil dari tidak dapat menelan cukup makanan dan cairan selama periode waktu tertentu.

Ketika gejala akalasia esofagus menjadi kronis, masalah tambahan dapat muncul. Peradangan dan pembengkakan dapat berkembang karena bahan yang tidak tercerna terus-menerus mengiritasi lapisan tabung. Dalam beberapa kasus, bisul yang sangat menyakitkan dapat terbentuk yang membuat makan dan minum hampir tak tertahankan.

Penting untuk melaporkan gejala ke dokter setiap kali menjadi gangguan yang terus-menerus. Seorang dokter dapat melakukan pemindaian pencitraan dan mengintip ke kerongkongan dengan kamera untuk memastikan akalasia. Relaksan otot khusus biasanya diresepkan untuk meningkatkan fungsi LES yang lebih baik. Jika gejala gagal membaik dengan obat-obatan, dokter mungkin menyarankan operasi untuk memotong otot-otot di sekitar LES, melumpuhkan sfingter untuk sementara, atau menghilangkannya sama sekali. Kebanyakan orang yang mencari pengobatan dapat menemukan bantuan gejala yang cepat dan signifikan.