Penyakit mental sebagai istilah mengacu pada spektrum yang luas dari gangguan, termasuk gangguan kecemasan, gangguan kecanduan, gangguan makan, jenis kelamin atau gangguan seksual, dan gangguan somatoform. Meskipun jumlah penelitian yang dilakukan berkaitan dengan penyakit mental, masih banyak yang harus ditemukan. Dengan demikian, etiologi penyakit mental tidak sepenuhnya diketahui. Berdasarkan informasi yang terungkap sejauh ini, peneliti menduga bahwa penyakit mental disebabkan oleh berbagai faktor.
Ketidakseimbangan kimia adalah contoh faktor biologis yang terlibat dalam etiologi penyakit mental. Secara khusus, ketika ada ketidakseimbangan neurotransmiter otak, sel-sel saraf tidak dapat berkomunikasi secara memadai, pesan otak tidak diproses secara memadai, dan penyakit mental dapat terjadi. Penyalahgunaan zat yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat mengubah kimia otak dan menyebabkan penyakit mental. Nutrisi yang tidak memadai, kurangnya penyerapan vitamin dan mineral, atau paparan racun lingkungan seperti timbal dapat mengakibatkan perubahan kimia otak yang dapat mempengaruhi penyakit mental.
Genetika adalah faktor biologis lain dalam etiologi penyakit mental. Memiliki kerentanan genetik tidak selalu berarti seseorang akan memiliki penyakit mental. Apakah orang tersebut akhirnya memiliki penyakit mental tergantung pada adanya faktor-faktor yang memperburuk seperti pelecehan, stres, atau adanya peristiwa traumatis.
Cedera pada otak merupakan faktor lain yang memiliki dampak biologis dan terlibat dalam etiologi penyakit mental. Cedera otak dapat terjadi ketika seseorang lebih tua atau bahkan selama masa kehamilan atau kelahiran. Faktor biologis lain dalam penyakit mental termasuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, kondisi kesehatan yang disebut gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik (PANDA), yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus, dilaporkan sebagai kemungkinan penyebab penyakit mental pada anak-anak.
Faktor psikologis yang terlibat dalam etiologi penyakit mental termasuk pengalaman berat atau traumatis yang diderita selama masa kanak-kanak. Misalnya, pelecehan fisik, seksual, atau emosional dapat menyebabkan penyakit mental. Pengabaian orang tua atau kehilangan orang tua juga bisa menjadi salah satu faktor penyakit mental.
Faktor lingkungan yang terlibat dalam penyakit mental dapat mencakup berbagai pengalaman yang, jika terjadi secara berlebihan, dapat menjadi masalah. Kehadiran stres yang berlebihan mengubah kimia otak dan itu dapat mempengaruhi seseorang untuk mengalami penyakit mental. Pengalaman seperti kehilangan orang yang dicintai dan mengatasi kemiskinan dan perasaan seperti kecemasan dan kemarahan dapat mempengaruhi seseorang untuk penyakit mental. Selain itu, pindah sekolah atau pekerjaan, penolakan sosial, atau iklim keluarga yang disfungsional adalah semua pengalaman yang dapat menjadi faktor penyakit mental jika pengalaman itu berkepanjangan atau cukup ekstrem.