Efek samping warfarin termasuk pendarahan, nekrosis, pengurangan kepadatan tulang, dan sindrom jari kaki ungu. Efek samping ini sering disebabkan oleh interaksi warfarin dengan obat-obatan umum dan beberapa makanan. Efek samping warfarin harus dipantau secara hati-hati untuk memastikan dosisnya memadai dan aman. Tes harian darah pasien mungkin diperlukan selama tahap awal pengobatan warfarin. Tujuan utama dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa warfarin tidak menyebabkan pasien mengalami perdarahan.
Pendarahan adalah salah satu efek samping warfarin yang paling umum, dan terjadi pada hingga 2.7 persen kasus. Seorang dokter harus selalu mempertimbangkan manfaat terhadap risiko pendarahan sebelum meresepkan warfarin. Contoh spesifik dari pendarahan karena warfarin termasuk memar, batuk darah, mimisan dan urin berdarah. Risiko perdarahan semakin meningkat ketika warfarin dikombinasikan dengan obat antiinflamasi nonsteroid dan obat antiplatelet. Pasien hemodialisis dan orang tua berada pada peningkatan risiko perdarahan saat mengambil warfarin.
Nekrosis adalah salah satu efek samping yang jarang dari warfarin yang terutama mempengaruhi kulit dan anggota badan. Hal ini kemungkinan besar terjadi pada pasien yang kekurangan protein C, antikoagulan lain yang membutuhkan vitamin K. Warfarin awalnya mengurangi tingkat protein C dalam darah lebih cepat daripada mengurangi faktor pembekuan. Hal ini dapat menyebabkan pembekuan darah besar, yang dapat menyebabkan nekrosis dan gangren. Pasien dengan risiko nekrosis warfarin biasanya menerima heparin bersamaan dengan warfarin.
Penurunan kepadatan tulang, juga dikenal sebagai osteoporosis, juga dapat menjadi salah satu efek samping dari warfarin. Sebuah penelitian pada tahun 1999 yang melibatkan 572 wanita yang menggunakan warfarin menunjukkan peningkatan patah tulang rusuk dan tulang belakang. Studi lain pada laki-laki pada tahun 2006 mengaitkan penggunaan warfarin setidaknya selama satu tahun dengan peningkatan 60% risiko patah tulang akibat osteoporosis. Peningkatan risiko osteoporosis dari warfarin mungkin karena kebutuhan vitamin K dalam pembentukan beberapa protein tulang.
Sindrom kaki ungu adalah salah satu efek samping yang jarang dari warfarin. Gejala utama adalah perubahan warna biru atau ungu yang paling mempengaruhi jempol kaki, tetapi juga dapat terjadi di bagian lain dari kaki. Sindrom kaki ungu biasanya terjadi dalam waktu delapan minggu setelah memulai pengobatan dengan warfarin. Kemungkinan penyebab sindrom kaki ungu adalah deposit kolesterol ke dalam kulit kaki.