Apa Efek Samping Kodein yang Berbeda?

Daftar kemungkinan efek samping kodein dapat mencakup baik yang dialami secara fisik maupun yang dialami secara mental atau emosional. Beberapa efek samping kodein mungkin berhubungan langsung dengan obat, seperti sembelit, sakit kepala, dan lemas. Efek samping lain mungkin sebagai respons terhadap efek, seperti merasa mudah tersinggung karena sulit tidur. Juga, ketika seorang pasien menggunakan kodein, ia berisiko mengembangkan kecanduan atau ketergantungan, yang dapat membawa efek samping tambahan. Pasien dan dokternya harus mendiskusikan semua kemungkinan efek samping kodein ini, serta langkah-langkah yang harus diambil pasien saat efek samping atau parahnya menjadi parah.

Efek samping fisik dari kodein dapat mencakup sakit kepala, mual atau muntah, lemas, dan mengantuk atau sulit tidur. Efek samping kodein fisik lainnya mungkin termasuk kejang, kesulitan buang air kecil, sembelit atau diare, tremor, dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Saat mengambil kodein, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi, yang dapat mencakup segala hal mulai dari kesulitan bernapas, gatal dan ruam atau gatal-gatal, nyeri atau pengencangan dada, dan bagian tubuh yang bengkak seperti mulut dan wajah.

Efek samping kodein mental dan emosional dapat mencakup kecemasan, kegugupan, dan rangsangan. Beberapa orang mungkin mengalami perubahan suasana hati yang ringan hingga parah, seperti merasa euforia atau depresi saat mengonsumsi obat kodein. Beberapa dari efek samping kodein mental dan emosional ini dapat menjadi respons terhadap efek kodein lainnya, seperti sulit tidur atau mengantuk, atau dapat menjadi efek samping tersendiri.

Risiko tambahan dari penggunaan kodein termasuk mengembangkan kebiasaan, mengalami ketergantungan fisik, dan menjadi kecanduan. Kecanduan kodein dapat membawa jenis efek samping fisik, mental, dan emosional yang sama seperti yang tercantum di atas, serta efek samping baru yang terkait dengan ketergantungan. Misalnya, jika seorang pasien menjadi tergantung dan kecanduan kodein, ia mungkin mulai mengalami nyeri tubuh, kram perut, lekas marah, dan jenis gejala penarikan umum lainnya.

Biasanya, dokter meresepkan obat kodein dalam dosis yang sesuai untuk setiap pasien dan masalah medisnya. Selama pasien meminum obat, dokter akan memantau keefektifan, efek samping, dan dosis untuk memastikan obat bekerja dengan baik dan pasien tidak menjadi ketergantungan. Tetap saja, ada ruang untuk kesalahan. Sebelum memulai pengobatan apa pun, dokter dan pasien harus mendiskusikan kemungkinan efek samping dan risiko lainnya, terutama agar pasien mengerti kapan mereka harus berhenti minum obat dan mencari pertolongan medis. Sementara mereka mengambil kodein, pasien harus menjaga jalur komunikasi dengan dokter mereka terbuka dan bersedia untuk mendiskusikan setiap efek samping yang merugikan dan masalah kecanduan.