Clonazepam adalah benzodiapine yang sering dijual dengan merek Klonopin™. Ini biasanya digunakan sebagai obat penenang atau anti-konvulsan, dan diresepkan untuk meredakan gejala gangguan kecemasan dan kejang. Seperti kebanyakan obat lain, obat ini juga memiliki sejumlah efek samping. Efek samping clonazepam biasanya tidak berbahaya dan cukup ringan, termasuk mengantuk dan lekas marah. Seorang pasien harus memberi tahu dokternya jika terjadi efek samping yang lebih serius seperti depresi atau reaksi alergi.
Salah satu efek samping clonazepam yang paling umum adalah kantuk. Pasien yang mengonsumsi obat ini sering mengeluh merasa lesu, lelah, atau lemah. Pusing dan goyah juga dapat terjadi, bersama dengan iritabilitas ringan atau ketegangan.
Seperti banyak obat oral lainnya, ada kemungkinan ketidaknyamanan perut dan saluran pencernaan. Efek samping ini jarang terjadi, dan jika menjadi terlalu tidak nyaman, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat pasien. Sakit perut, sembelit, diare, mual, dan muntah adalah beberapa efek samping clonazepam yang lebih jarang.
Kadang-kadang, pengguna clonazepam mungkin menderita efek samping yang jarang dan mungkin berbahaya. Tics tak terkendali dan kehilangan memori setelah minum obat ini dilaporkan oleh segelintir pengguna. Juga, sejumlah kecil pasien mulai menunjukkan pikiran atau perilaku yang tidak biasa, seperti delusi, ledakan emosi, dan halusinasi. Beberapa individu juga melaporkan efek samping clonazepam yang serius seperti depresi berat atau pikiran untuk bunuh diri. Pasien disarankan untuk segera berhenti minum obat dan menghubungi dokter mereka jika mereka mengalami suasana hati yang tidak biasa.
Reaksi alergi terjadi pada persentase yang sangat kecil dari orang yang menggunakan clonazepam. Gejala reaksi alergi terhadap clonazepam termasuk ruam gatal atau gatal-gatal, bersama dengan kesulitan bernapas dan perasaan sesak di dada. Seorang pasien dengan alergi terhadap obat ini mungkin juga mengalami pembengkakan pada bagian tertentu dari wajah dan mulut, terutama lidah, tenggorokan, dan bibir.
Seperti benzodiazapine lainnya, penggunaan clonazepam yang berkepanjangan dapat menyebabkan pengguna menjadi tergantung pada obat. Gejala putus obat bisa sangat serius dan bahkan mungkin fatal, terutama setelah seseorang yang mengonsumsi obat ini dalam dosis tinggi untuk waktu yang lama tiba-tiba berhenti meminumnya. Tanda-tanda penarikan termasuk lekas marah, gugup, cemas, gemetar, kejang, dan sulit tidur. Efek samping clonazepam biasa juga dapat berlanjut selama berbulan-bulan, bahkan setelah pasien berhenti minum obat. Halusinasi, kehilangan ingatan, dan depresi adalah beberapa dari gejala ini.