Antikolinergik adalah obat bronkodilator yang mengobati gejala gangguan pernapasan dengan merelaksasi saluran udara. Jenis efek samping antikolinergik yang paling umum dapat berkisar dari batuk ringan hingga detak jantung yang cepat. Untuk membantu menghindari potensi efek samping antikolinergik, pasien harus mengungkapkan semua kondisi medis lainnya, obat-obatan, dan suplemen sebelum menggunakan obat. Penggunaan obat yang tepat, yang tersedia dalam bentuk aerosol, juga dapat membantu mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
Beberapa contoh obat antikolinergik antara lain tiotropium, ipratropium, dan obat kombinasi albuterol dan ipratropium. Efek samping yang tepat dapat bervariasi, tergantung pada obat spesifik yang digunakan pasien. Beberapa efek samping tidak memerlukan perhatian medis, kecuali jika menjadi parah. Ini bisa termasuk sakit kepala, batuk, dan mulut kering.
Efek samping ringan lainnya mungkin termasuk mual, muntah, dan diare. Pasien juga melaporkan sembelit, mulas, dan hidung meler atau mimisan. Bersin, gangguan pencernaan, dan sakit perut juga bisa terjadi. Nyeri otot, bercak putih yang menyakitkan di mulut, dan perubahan suara pasien juga merupakan kemungkinan efek samping antikolinergik. Beberapa pasien mungkin mengalami buang air kecil yang sering, menyakitkan atau sulit.
Efek samping antikolinergik yang lebih serius memerlukan perhatian medis segera. Pasien harus menghubungi dokter mereka jika mereka melihat tanda-tanda kemungkinan infeksi, seperti menggigil, demam, dan sakit tenggorokan. Detak jantung yang cepat dan nyeri dada mungkin merupakan indikasi overdosis albuterol dan ipratropium, sementara overdosis tiotropium juga dapat menyebabkan penglihatan kabur, gemetar tak terkendali di tangan, dan mata merah, bersama dengan perubahan yang tidak biasa dalam berpikir.
Efek samping antikolinergik tambahan yang memerlukan perawatan segera dari dokter dapat mencakup tanda-tanda kemungkinan reaksi alergi, seperti gatal-gatal, gatal, atau mengi, bersama dengan pembengkakan di daerah wajah. Kesulitan bernapas atau menelan juga dapat terjadi. Efek samping antikolinergik serius lainnya mungkin termasuk melihat gambar berwarna, melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu, dan suara serak.
Beberapa efek samping antikolinergik umum lainnya dapat terjadi karena pasien terkena obat di matanya. Untuk mencegah hal ini, pasien harus menutup matanya setiap saat saat menggunakan inhaler. Jika tiotropium masuk ke mata, pasien mungkin memiliki penglihatan kabur dan kepekaan terhadap cahaya, sedangkan mereka yang mendapatkan albuterol dan ipratropium di mata mungkin memiliki pupil yang melebar, mata merah, atau sakit mata. Ini juga dapat menyebabkan perkembangan glaukoma sudut sempit, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.