Apa Efek Pelatihan?

Efek pelatihan adalah istilah kebugaran yang mengacu pada jumlah upaya yang harus dilakukan seorang atlet untuk menerima manfaat kebugaran dari suatu latihan. Kenneth H. Cooper menciptakan frasa tersebut pada 1960-an saat bekerja untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Prinsip dasar dari efek pelatihan adalah bahwa atlet yang berpengalaman harus menjalani latihan yang lebih berat untuk menerima manfaat yang sama yang akan diterima oleh atlet yang kurang berpengalaman dari latihan yang kurang intens. Referensi tentang efek pelatihan paling umum dalam diskusi tentang latihan kardiovaskular, tetapi istilah ini juga memiliki relevansi dengan latihan beban.

Konsep efek pelatihan tergantung pada beberapa poin kunci. Ketika seorang atlet melakukan latihan aerobik, otot jantung dan pernapasan menjadi lebih kuat. Juga, tekanan darah atlet menurun, dan jumlah sel darah meningkat. Tubuh menjadi lebih efisien dan, sebagai hasilnya, latihan yang sebelumnya sangat berat menjadi lebih mudah dan mengurangi beban pada tubuh. Latihan menjadi lebih mudah, sehingga kemampuan mereka untuk meningkatkan kebugaran atlet secara keseluruhan menurun.

Sebagai akibat dari efek latihan, atlet yang ingin terus meningkatkan kinerjanya tidak dapat terus melakukan latihan yang sama. Jika mereka melakukannya, mereka akan menemukan bahwa, seiring waktu, tingkat kebugaran mereka secara keseluruhan akan mulai stabil. Untuk terus meningkatkan tingkat kebugarannya, maka atlet harus melakukan latihan yang semakin sulit.

Ketika Cooper menemukan efek pelatihan pada 1960-an, itu mengubah pendekatan yang dilakukan sebagian besar atlet untuk mengukur latihan. Alih-alih mengukur latihan yang dilakukan atlet, pelatih mulai mengukur sifat atlet saat melakukan latihan. Tes Cooper adalah salah satu cara pertama yang dilakukan pelatih, tetapi pelatih telah menemukan cara yang lebih baik untuk mengukur kinerja aerobik sejak Cooper memperkenalkan tesnya pada 1960-an. Mengukur konsumsi oksigen maksimal seorang atlet, atau VO2 Max, misalnya, memungkinkan pelatih untuk menentukan berapa banyak aktivitas aerobik yang perlu dilakukan seorang atlet untuk meningkatkan kebugarannya secara keseluruhan.

Sementara sebagian besar pengukuran yang dihasilkan dari penelitian Cooper khusus untuk latihan aerobik, konsep dasar dari efek latihan juga relevan dengan latihan beban. Sebagai seorang atlet melakukan berbagai lift, ia meningkatkan jumlah total jaringan otot dan meningkatkan efisiensi sistem saraf yang mengontrol otot. Akibatnya, atlet mampu mengangkat lebih banyak beban, dan latihan sebelumnya tidak akan lagi memberikan manfaat yang sama seperti yang mereka lakukan ketika dia pertama kali mulai melakukannya. Efek latihan ini mengakibatkan seorang atlet perlu terus meningkatkan jumlah beban atau jumlah pengulangan untuk terus meningkatkan kebugaran ototnya.