Apa Efek Amfetamin?

Efek amfetamin bervariasi sesuai dengan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan seseorang secara keseluruhan. Cara pengambilan amfetamin juga dapat menghasilkan efek yang bervariasi. Efek jangka pendek dapat mencakup peningkatan energi, lekas marah, dan nafsu makan berkurang. Psikosis, malnutrisi, dan kerusakan otak adalah beberapa efek jangka panjang dari penggunaan amfetamin yang mungkin dialami.

Amfetamin dapat disuntikkan, ditelan, dihirup, atau dihisap. Suntikan menghasilkan efek segera, sedangkan efek melalui bentuk lain bisa memakan waktu hingga 40 menit. Amfetamin juga dikenal sebagai kecepatan karena mempercepat proses tubuh. Efek awal amfetamin sering berupa peningkatan tekanan darah, detak jantung, berkeringat, dan pernapasan. Sakit kepala, pelebaran pupil, dan mulut kering juga dapat terjadi secara bersamaan.

Efek lain dari amfetamin dapat mencakup peningkatan rasa sejahtera, dan peningkatan kepercayaan diri dan energi. Ini adalah salah satu efek utama yang dapat menyebabkan seseorang menjadi kecanduan amfetamin, dan sangat umum di antara mereka yang sering pergi ke klub malam. Saat efek euforia awal amfetamin hilang, gejala penarikan dapat muncul. Gejala-gejala ini dapat mencakup kelelahan, depresi, serangan panik, atau perasaan marah dan gelisah. Secara khusus, serangan panik dapat menyebabkan paranoia, yang terkadang dapat meningkat menjadi halusinasi.

Orang mungkin mengonsumsi amfetamin berulang kali untuk menghindari gejala penarikan, dan ini dapat menyebabkan overdosis. Overdosis juga dapat terjadi pada mereka yang telah membangun resistensi terhadap efek euforia amfetamin. Dalam situasi seperti itu, orang mungkin mencoba mengambil lebih banyak untuk merebut kembali keadaan euforia itu. Mereka yang overdosis amfetamin dapat mengalami suhu tubuh yang tinggi, stroke, kejang, atau gagal jantung.

Mereka yang menggunakan amfetamin secara teratur dapat menjadi sangat terkuras secara fisik dan emosional dari waktu ke waktu sehingga mereka tidak makan banyak sama sekali. Malnutrisi, dipasangkan dengan kurang tidur yang dialami banyak pecandu, dapat menurunkan pertahanan alami tubuh mereka, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Kerusakan otak juga bisa terjadi pada mereka yang menggunakan amfetamin. Sel-sel otak yang rusak dapat mengakibatkan gangguan berpikir, kehilangan ingatan, dan perubahan suasana hati yang hebat.

Amfetamin ilegal seringkali tidak murni. Ini berarti amfetamin murni sering dicampur dengan zat lain seperti efedrin, glukosa, atau gula. Ini adalah kombinasi yang berpotensi beracun, dan dapat menyebabkan tetanus, kerusakan pada otak, jantung, atau hati, pembuluh darah yang kolaps, dan abses. Mereka yang menyuntikkan amfetamin ini juga berisiko lebih tinggi terkena hepatitis dan human immunodeficiency virus (HIV).