Dasar-dasar peternakan kambing meliputi pemberian makan, perawatan hewan, pemerahan, dan penggembalaan. Menyimpan catatan yang akurat adalah penting serta melakukan aktivitas bisnis lainnya.
Beberapa sumber tentang peternakan kambing menyarankan memelihara kambing adalah usaha yang sederhana. Namun, para ahli kambing mencatat bahwa memelihara kambing biasanya memakan waktu dan tenaga yang sama seperti memelihara domba atau sapi. Kambing, baik yang dipelihara untuk daging, susu, rambut, atau pertunjukan, harus dijaga agar tetap sehat dan aman. Ini membutuhkan lahan penjelajahan yang memadai, naungan, perlindungan dari cuaca buruk, sumber air, dan perawatan hewan secara teratur. Pagar anti-anjing juga sangat penting—kambing cenderung berkeliaran jika tidak tertutup dan, karena mereka kecil dan hanya bisa berlari untuk jarak pendek, sangat rentan terhadap serangan anjing.
Jenis kambing yang dipilih dalam peternakan kambing tergantung pada apa kambing itu digunakan. Boer, awalnya kambing Afrika Selatan, dibesarkan untuk daging, sedangkan kambing Alpine dan Nubian terutama digunakan sebagai hewan susu. Kambing Angora diternakkan untuk diambil bulunya, dan kambing Pygmy biasanya dipelihara sebagai hewan pertunjukan.
Sistem pencernaan kambing umumnya mampu memproses materi tanaman dengan mudah, bahkan vegetasi yang tidak enak seperti jelatang dan onak. Kambing biasanya lebih suka daun dan ilalang dan makan dari atas ke bawah seperti rusa. Pola makan dari atas ke bawah ini disebut browsing, berbeda dengan pola makan sapi dan domba yang disebut grazing. Kambing telah mengadopsi perilaku menjelajah ini sebagian untuk menghindari menelan cacing parasit, yang biasanya berada di dalam atau di dekat tanah. Hewan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk mencari parasit, yang dapat melemahkan atau membunuh kambing.
Seekor kambing pedaging biasanya bisa mencari rezeki asalkan berpindah-pindah secara teratur dari ladang ke ladang. Seekor kambing perah membutuhkan rejimen makan satu pon biji-bijian khusus kambing per dua liter susu yang diproduksi setiap hari. Kambing perah juga membutuhkan jerami alfalfa hijau dan air sebanyak yang akan mereka konsumsi. Garam biasanya tersedia setiap saat. Banyak peternak kambing perah melengkapi pakan gandum dan jerami dengan buah-buahan dan sayuran seperti kentang, apel, dan wortel.
Caprine Arthritis Encephilitus (CAE) dan Caseous Lymphadentitis (CL) adalah dua penyakit yang berdampak negatif pada peternakan kambing. CAE adalah virus yang ditularkan dari induk kambing, atau kelinci betina, kepada keturunannya, atau anak-anaknya, melalui susu yang terinfeksi. Tidak ada pengobatan atau vaksin. Tes darah diperlukan untuk mendeteksi CAE.
Peternak umumnya memberikan sertifikat inspeksi kepada pembeli kambing untuk membuktikan kambing yang dijual bebas CAE. CL juga merupakan penyakit tanpa vaksinasi yang tersedia. Penyakit ini sangat menular dan hanya dapat dicegah dengan memusnahkan hewan yang terinfeksi dari kawanannya. Kambing yang cukup makan dan berolahraga biasanya merupakan hewan yang kuat dan sehat.
Peternakan kambing terkadang dilakukan untuk keperluan rumah tangga saja, tetapi biasanya dimaksudkan sebagai bisnis. Bisnis apa pun membutuhkan pengetahuan tentang pembukuan, perbankan, pajak, dan pengendalian inventaris. Pencatatan sangat penting ketika memelihara kambing. Mengetahui pakan mana yang menghasilkan susu yang paling enak atau paling kaya, kambing mana yang menghasilkan keturunan paling keras, dan jenis kambing mana yang tepat untuk jumlah dan jenis lahan yang tersedia dapat membantu peternak kambing menjadi sukses.