Sebagai penyakit multisistemik, efek tifus dapat berupa gagal ginjal dan pendarahan internal, serta peradangan dan perforasi usus. Umumnya ditandai dengan diare dan demam tinggi yang tidak biasa, penyakit tifus juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kelelahan ekstrim dan bahkan dapat mengakibatkan halusinasi. Gejala infeksi bakteri seperti ini dapat diobati jika dideteksi sejak dini, tetapi efek penyakit tersebut pada akhirnya cenderung kembali jika tidak ditangani dengan benar setelah diagnosis awal.
Juga dikenal sebagai demam enterik, efek tifoid yang berbahaya disebabkan oleh bakteri Salmonella yang ada di usus dan darah orang yang terinfeksi. Sangat menular, ditularkan ke orang lain oleh orang yang terinfeksi serta pembawa yang menumpahkan bakteri melalui kotoran. Orang-orang di seluruh dunia rentan terhadapnya jika kebiasaan kebersihan yang tepat tidak dilakukan secara rutin. Secara khusus, demam tifoid menyebar melalui makanan dan air, dimana ia memasuki aliran darah seseorang melalui saluran usus. Setelah seseorang terinfeksi, tipus dapat dengan mudah menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi limpa, kelenjar getah bening, hati dan kantong empedu.
Selain demam tinggi dan kelelahan, efek tifus juga menghasilkan ruam kulit, sakit kepala dan sakit perut. Beberapa orang juga mengalami kebingungan mental yang ekstrem, mimisan, dan perubahan suasana hati yang tidak nyaman. Seringkali, penderita demam tifoid juga mengeluarkan tinja berdarah.
Pengobatan untuk efek tifus umumnya termasuk antibiotik, istirahat dan pengisian cairan. Dalam beberapa minggu, gejala akan hilang, tetapi mungkin hanya mereda dan kemudian muncul kembali jika rejimen pengobatan tidak diikuti secara ketat. Komplikasi lebih lanjut dari pengobatan yang tidak memadai juga dapat mencakup pendarahan gastrointestinal, ginjal yang meradang atau gagal ginjal total. Mungkin juga seseorang dapat terus membawa tifus dalam tinjanya dan terus menyebarkannya ke orang lain selama beberapa tahun tanpa mengetahui bahwa infeksi itu masih ada.
Sebagai infeksi yang sangat menular, efek tifus dapat dihindari dengan vaksinasi serta sering mencuci tangan dan menghindari sumber air dan makanan yang terkontaminasi. Karena demam tinggi, sakit perut, kehilangan nafsu makan dan diare adalah tanda-tanda awal penyakit, para ahli menyarankan agar perawatan medis segera dilakukan setelah mengalaminya untuk menghindari komplikasi lebih lanjut atau penyebaran infeksi. Dengan antibiotik, gejala mulai mereda dalam beberapa hari. Namun, tanpa perawatan yang tepat, efek tifus dapat bertahan selama beberapa bulan. Komplikasi yang berasal dari kurangnya perawatan yang berkualitas juga dapat mengakibatkan kematian.