Apa Ciri-Ciri Sperma yang Sehat?

Singkatnya, karakteristik sperma yang sehat dapat diringkas dalam tiga kata: kuantitas, kualitas, dan motilitas. Kuantitas sperma tentu saja mengacu pada jumlah, sedangkan kualitas berkaitan dengan penampilan fisik sperma. Motilitas, di sisi lain, mengacu pada pergerakan sperma. Sperma yang sehat merupakan indikasi yang baik bahwa sistem reproduksi pria dalam kondisi baik, meningkatkan kemungkinan menghasilkan keturunan. Seseorang dapat pergi ke klinik dan laboratorium kesuburan untuk menguji dan menganalisis spermanya untuk mengetahui apakah sel spermanya sehat atau tidak.

Dalam hal kuantitas sperma yang sehat, dokter kesuburan mengatakan bahwa seorang pria setidaknya harus memiliki 20 juta sperma per mililiter per ejakulasi. Sistem reproduksi yang sangat sehat bahkan dapat menghasilkan sekitar 40 juta sel sperma per ejakulasi. Laboratorium mengacu pada kuantitas sebagai “jumlah sperma.” Dalam hasil tes, beberapa istilah mungkin ditulis untuk merujuk pada jumlah sperma yang “tidak normal”, seperti “oligozoospermia”, yang berarti jumlah sperma kurang dari 20 juta per mililiter. “Polyzoospermia,” di sisi lain, berarti ada terlalu banyak sperma per ejakulasi.

Sel sperma yang sehat juga harus memiliki kualitas fisik tertentu agar dianggap sehat. Di laboratorium, sperma diwarnai dengan pewarna untuk analis untuk mendeteksi karakteristik tertentu yang dapat membedakan sel sperma normal dari yang abnormal. Sel sperma yang sehat dan normal akan selalu memiliki “kepala” yang berbentuk seperti oval, “bagian tengah” atau bagian tengah yang tidak terputus, dan ekor yang tidak melingkar atau tidak kusut. Ketiga bagian ini memiliki fungsi yang sangat penting: kepala yang agak runcing, berisi inti sperma dan berbentuk oval agar dapat menembus sel telur; bagian tengah berisi mitokondria yang memberi sperma energi untuk bergerak; dan ekor memberikan sperma beberapa tindakan mendorong sehingga bisa berenang ke depan.

Selain kuantitas dan kualitas, motilitas juga merupakan ciri penting sperma yang sehat karena menentukan apakah sperma dapat bergerak dengan sendirinya untuk mencapai sel telur. Ketika sperma memasuki tubuh wanita, awalnya ada “gelombang” – karena komponen cairan lain dari air mani – bahwa sperma dapat “naik” untuk sementara waktu. Setelah gelombang, sperma harus berenang sendiri. Jika hasil tes mengandung istilah seperti “asthenozoospermia”, itu berarti sperma tidak bergerak sebagaimana mestinya; istilah “necrozoospermia” berarti sperma tidak dapat bergerak sama sekali.

Ada banyak cara untuk meningkatkan kesehatan sperma, seperti pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan asupan vitamin dan mineral tertentu seperti seng, zat besi, serta vitamin B, C, dan E. Pria juga harus menjauhi minuman beralkohol, rokok , dan obat-obatan, karena sifat buruk ini dapat berdampak negatif pada produksi sel sperma yang sehat. Banyak dokter juga merekomendasikan untuk menghindari bak air panas dan mandi uap, karena suhu tinggi dapat membunuh sel sperma.