Apa Cara Terbaik untuk Mengatasi Bullying Online?

Praktik destruktif dari intimidasi online atau cyber bisa sama berbahayanya bagi korban seperti intimidasi fisik atau emosional. Ancaman atau hinaan yang diterima melalui komunikasi online bahkan bisa lebih jahat, karena pelaku intimidasi dunia maya mungkin memiliki keunggulan anonimitas atau identitas alternatif. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pengguna komputer untuk mencegah atau mengurangi insiden intimidasi online, tetapi sejumlah langkah ini mungkin melibatkan pembatasan akses ke akun sosial online atau menghilangkan akun yang dapat diakses tersebut sama sekali. Dalam banyak kasus, intimidasi online dimulai dengan intimidasi di dunia nyata, jadi korban mungkin harus mengambil langkah proaktif untuk menjaga kedua dunia tetap terpisah.

Salah satu cara untuk menangani intimidasi online adalah dengan memperlakukannya seperti kejahatannya. Ini berarti melacak waktu, tanggal, alamat email, dan konten dari semua komunikasi online yang melecehkan. Email yang diterima dari pelaku cyberbully tidak boleh langsung dihapus, tetapi sebaiknya disimpan dalam file online khusus atau diunduh ke file komputer yang aman. Banyak program obrolan online juga memungkinkan percakapan disimpan, jadi korban mungkin ingin menggunakan opsi itu setelah obrolan yang mengganggu atau mengintimidasi dengan pelaku intimidasi dunia maya. Beberapa pelaku intimidasi online akan memposting foto memalukan atau materi memalukan lainnya di Internet, jadi korban harus mencatat semua informasi tentang postingan tersebut, seperti nama domain, tanggal postingan, nama layar poster, komentar, dan pengenal lainnya. Situs web hosting video atau foto online yang besar mungkin memerlukan semua informasi ini untuk melakukan penyelidikan internal.

Banyak insiden intimidasi online dimulai sebagai insiden intimidasi kehidupan nyata. Pelaku intimidasi sering mengenal korban secara pribadi, dan sudah memiliki cukup informasi untuk memulai kampanye cyberstalking atau intimidasi online. Pengetahuan tentang nama depan dan belakang korban yang lengkap benar-benar dapat menjadi informasi yang cukup bagi pelaku intimidasi yang termotivasi dan paham komputer untuk mengetahui jaringan sosial atau profesional online apa yang sering dikunjungi korban. Informasi tambahan tentang korban dapat ditemukan dalam catatan publik atau melalui pemeriksaan latar belakang online berbayar. Untuk mengatasi intimidasi online, seseorang harus menggunakan segala cara yang tersedia untuk mengurangi jejak onlinenya, mulai dari meningkatkan tingkat keamanan di akun sosial hingga mengubah nama layar dan kata sandi online.

Jika korban terus diserang secara online oleh pelaku intimidasi dunia maya, mungkin sudah saatnya untuk memberi tahu pemilik situs web atau penyedia layanan email tentang pelanggaran tersebut. Setelah pemilik situs web atau domain telah dihubungi, dia mungkin berada dalam posisi hukum yang lebih baik untuk mengidentifikasi dan menghukum pelaku. Seorang korban juga harus berusaha mengidentifikasi pelaku intimidasi melalui tindakan nyatanya. Apakah intimidasi online dimulai setelah insiden kehidupan nyata, seperti promosi pekerjaan, hubungan romantis baru, atau konflik dengan sesama siswa atau rekan kerja? Apakah pelaku intimidasi online menyebutkan insiden tertentu atau menggunakan informasi yang hanya diketahui oleh segelintir rekan di kehidupan nyata? Beberapa pelaku cyberbullying memilih korbannya secara acak, sehingga seseorang yang menerima komunikasi online yang mengancam juga bisa menjadi korban penindas di tempat kerja atau sekolah. Setelah anonimitas mereka dikompromikan, baik oleh korban atau figur otoritas, banyak pelaku cyberbullying tidak memiliki keberanian untuk terus menindas target online mereka.