Sejumlah jenis upacara pernikahan tersedia untuk pasangan yang ingin menikah. Secara umum, mereka dapat dikelompokkan menjadi tipe religius dan non-religius. Upacara Kristen, Yahudi, Muslim, Hindu, dan Katolik adalah contoh upacara pernikahan agama. Keyakinan dan tradisi yang berbeda dari agama-agama ini tercermin dalam upacara pernikahan mereka. Upacara non-keagamaan mungkin memiliki berbagai komponen yang berbeda, tetapi seringkali masih mencakup pertukaran sumpah pernikahan.
Bagi banyak orang, pernikahan adalah ritus peralihan yang melibatkan berbagai unsur suci. Mereka sering ingin mengadakan upacara keagamaan yang mencerminkan tradisi kepercayaan mereka. Tergantung pada agama pasangan, pernikahan ini bisa berlangsung di gereja, kuil, katedral, atau bahkan di luar ruangan. Upacara antaragama mencakup unsur-unsur dari agama yang berbeda, dan mungkin menjadi pilihan yang baik ketika anggota dari pasangan memiliki keyakinan yang berbeda.
Pernikahan Kristen adalah salah satu jenis upacara pernikahan agama. Aspek penting adalah pengantin wanita berjalan menyusuri lorong dengan ayahnya, setelah itu dia “diberikan” kepada pengantin prianya. Upacara tersebut sering kali mencakup pembacaan Alkitab, himne, dan khotbah oleh pendeta. Mungkin yang paling penting adalah pertukaran janji pernikahan dan cincin di antara pasangan. Di akhir upacara, pasangan baru berjalan kembali menyusuri lorong bersama.
Upacara pernikahan agama lainnya adalah pernikahan Yahudi. Itu terjadi di bawah chuppah, yang merupakan kanopi yang mewakili rumah yang akan segera dibuat oleh kedua mempelai. Sebelum akad nikah, kedua mempelai menandatangani ketubah, yaitu akad nikah. Seperti dalam pernikahan Kristen, pasangan bertukar sumpah dan cincin. Pada akhirnya pasangan yang baru menikah menginjak gelas untuk menandakan dimulainya pernikahan.
Jenis upacara pernikahan agama lainnya beragam, dan mencerminkan berbagai tradisi agama. Upacara pernikahan Muslim melibatkan pembayaran yang dilakukan kepada istri, dan penandatanganan resmi kontrak pernikahan oleh pasangan. Upacara Hindu dapat berlangsung berjam-jam, dan mencakup banyak ritus, doa, dan lagu. Upacara Katolik mirip dengan pernikahan Kristen lainnya, tetapi termasuk menyalakan lilin persatuan dan merayakan Misa.
Upacara non-agama mewakili kategori lain dari pernikahan. Seringkali pernikahan ini dipimpin oleh hakim, panitera, atau pejabat publik lainnya. Mereka dapat terjadi di gedung pengadilan, atau di lokasi lain yang dipilih oleh pasangan. Banyak orang memilih untuk mengadakan pernikahan di luar ruangan untuk memanfaatkan latar belakang yang indah. Isi dari upacara ini berbeda menurut pasangan, tetapi biasanya masih mencakup pertukaran sumpah, bacaan yang bermakna, dan musik.