Ilmu kognitif adalah bidang interdisipliner yang tumpang tindih dengan berbagai bidang seperti psikologi, ilmu saraf, ilmu komputer, linguistik dan filsafat. Akibatnya, program ilmu kognitif bisa sama-sama beragam, tergantung pada bidang atau bidang studi mana yang mereka fokuskan. Program ilmu kognitif juga dapat berada di tingkat sarjana atau pascasarjana.
Banyak program ilmu kognitif terdiri dari kursus dari berbagai departemen, yang memungkinkan siswa untuk membuat spesialisasi mereka sendiri dalam bidang tersebut. Namun, yang lain lebih terkonsentrasi di dalam departemen tertentu. Jenis kursus yang ditawarkan dalam departemen dan gelar yang diberikan setelah menyelesaikan program merupakan indikator dari bidang ilmu kognitif yang ditekankan di sekolah tersebut.
Program yang ditemukan dalam departemen psikologi, misalnya, dapat melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana manusia merespons berbagai tantangan belajar dalam lingkungan yang terkendali. Program ilmu kognitif berbasis ilmu saraf mungkin memiliki tujuan yang sama, tetapi selidiki secara khusus cara kerja biologis otak. Mereka mungkin menggunakan pencitraan saraf atau teknologi lain untuk memantau bagaimana otak menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Beberapa program ilmu kognitif menekankan kecerdasan buatan. Dalam sub-bidang ilmu kognitif ini, peneliti mempelajari bagaimana pikiran memproses informasi untuk membuat model komputer yang dapat meniru kecerdasan manusia. Cabang studi ini mengasumsikan bahwa koneksi manusia dalam pikiran dianalogikan dengan aturan logis di komputer. Program studi berkonsentrasi pada linguistik kognitif dapat memetakan aturan tata bahasa Inggris atau bahasa lain untuk “mengajar” komputer untuk membuat pidato atau teks yang meniru bahasa manusia.
Sementara jenis program ilmu kognitif yang dijelaskan di atas cenderung memiliki kursus praktis dan eksperimental, beberapa program lebih fokus pada aspek filosofis kognisi. Ini terutama teoretis daripada eksperimental. Mereka mungkin mendiskusikan hubungan pikiran dengan tubuh dan masalah lainnya.
Selain perbedaan metodologi dan pendekatan, program ilmu kognitif juga bervariasi berdasarkan jenis gelar yang mereka berikan. Beberapa sekolah hanya menawarkan program tingkat master atau PhD, yang lain hanya menawarkan gelar sarjana, dan banyak yang menawarkan keduanya. Studi dalam ilmu kognitif di tingkat sarjana cenderung memiliki lebih banyak kursus berbasis kelas dan lebih sedikit kursus berbasis penelitian. Hal sebaliknya berlaku untuk program tingkat pascasarjana.