Lem perekat berbahan dasar air yang dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori berikut: lem nabati, semen resin, lem hewani atau protein, dan semen lateks. Masing-masing jenis yang berbeda memiliki karakteristiknya sendiri. Tergantung pada formulasinya, perekat dapat menghasilkan lapisan resin yang keras atau lapisan film yang lengket. Secara umum, perekat ini bebas pelarut, sehingga aman digunakan di tempat yang dekat dan area yang mungkin tidak berventilasi baik, seperti ruang kelas. Perekat berbahan dasar air yang paling populer adalah lem putih atau lem kayu.
Lem nabati adalah jenis perekat berbasis air yang umum. Lem ini memiliki dasar pati dan hasil akhir yang rapuh. Biasanya digunakan untuk menjilid buku, perekat ini berwarna cokelat dan terkenal sebagai perekat kertas yang tahan lama dan tahan lama. Perekat berbahan dasar sayuran lebih mudah rusak saat terkena air.
Perekat berbahan dasar air lainnya adalah semen resin. Semen resin adalah emulsi, campuran cairan yang tidak dapat dicampur. Dengan semen resin, polimer seperti ethelyne vinyl acetate (EVA) atau polyvinyl acetate (PVA) diemulsi dan ditempatkan dalam air, yang bertindak sebagai pembawa. Sementara semen resin berwarna putih saat basah, mereka mengering jernih dan relatif fleksibel. Semen resin berguna untuk merekatkan beberapa plastik, kertas, dan kayu.
Zat hewani dan protein juga digunakan untuk membuat perekat berbahan dasar air. Lem ini memanfaatkan bagian hewan yang diproses khusus untuk membuat lem hewan panas, atau susu hewan yang digunakan untuk membuat lem kasein. Lem hewan panas digunakan pada suhu 140°F (sekitar 60°C) dan berwarna coklat. Perekat berbahan dasar air ini digunakan saat pengaplikasian cepat diperlukan. Lem kasein digunakan untuk memberi label pada botol anggur dan bir karena ketahanannya terhadap kelembapan.
Semen lateks terdiri dari elastomer teremulsi. Perekat berbahan dasar air ini umumnya berwarna putih, dan biasanya diletakkan pada satu bagian dan dibiarkan mengering. Tergantung pada formulasinya, perekat bisa tetap lengket atau kering menjadi ikatan yang solid. Sering digunakan untuk amplop dan perangko self-stick, semen lateks juga digunakan untuk merekatkan kain dan barang-barang kulit.
Keuntungan utama menggunakan perekat berbasis air yang benar-benar tanpa pelarut adalah menghilangkan bahan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Hal ini mengurangi risiko kebakaran dan ledakan, terutama selama proses manufaktur dan untuk penggunaan perekat industri. Dengan menghilangkan pelarut dalam perekat, toksisitas perekat juga berkurang; namun, pembuatan perekat berbasis air menghasilkan lebih banyak air limbah dan menggunakan lebih banyak energi daripada rekan berbasis pelarutnya. Memutuskan perekat yang paling berguna untuk penggunaan tertentu memerlukan pertimbangan yang cermat dari keuntungan dan keterbatasan semua perekat yang tersedia.