Teknisi kamar operasi, teknisi lab klinis, dan teknisi farmasi adalah semua pekerjaan teknisi trainee. Pelatihan teknisi memungkinkan karyawan baru untuk mempelajari cara melakukan tugas yang terkait dengan posisi teknisi di bawah pengawasan langsung personel yang berpengalaman. Beberapa pekerjaan teknisi trainee hanya membutuhkan ijazah sekolah menengah, sementara yang lain hanya dapat diisi oleh individu yang memiliki sertifikasi khusus. Jumlah waktu yang dihabiskan di posisi teknisi peserta pelatihan bervariasi berdasarkan persyaratan penempatan kerja peserta pelatihan. Pekerjaan teknisi trainee memfasilitasi kemajuan karir dengan memberikan karyawan pengalaman yang diperlukan untuk promosi ke posisi khusus atau pengawasan.
Orang yang bekerja sebagai teknisi magang bekerja sebagai teknisi ruang operasi membantu ahli bedah dan bekerja di bawah pengawasan langsung perawat terdaftar dan personel bedah. Teknisi ruang operasi menata ruang operasi dengan menggantungkan tirai steril, menata instrumen bedah, dan merakit peralatan bedah. Karier teknisi ini mungkin juga mengharuskan individu untuk mempersiapkan pasien untuk operasi dengan mencukur dan mendisinfeksi area pada pasien di mana ahli bedah akan membuat sayatan. Setelah mempersiapkan pasien, teknisi ruang operasi mengantar mereka ke ruang operasi dan menempatkan mereka di meja bedah. Teknisi ini juga melengkapi tim bedah dengan gaun dan sarung tangan steril.
Teknisi laboratorium klinis menguji cairan dan sel tubuh karena berbagai alasan. Analisis tersebut digunakan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit seperti bakteri dan parasit. Orang yang bekerja sebagai teknisi magang di bidang ini juga mengevaluasi senyawa kimia yang ditemukan dalam cairan untuk menentukan obat atau obat terlarang apa yang mungkin telah dikonsumsi oleh penyedia sampel. Teknisi juga membandingkan beberapa sampel darah untuk menentukan kompatibilitas untuk transfusi obat.
Individu yang mengerjakan pekerjaan teknisi trainee ini dilatih oleh personel laboratorium yang lebih berpengalaman. Teknisi laboratorium klinis dalam peran peserta pelatihan diajarkan bagaimana mempersiapkan spesimen untuk studi. Teknisi juga belajar bagaimana menggunakan mikroskop dan penghitung sel. Mereka juga dididik dalam penggunaan peralatan otomatis dan teknologi lain yang mampu melakukan beberapa tes sekaligus. Orang-orang dalam posisi ini juga belajar bagaimana menganalisis spesimen dan melaporkan temuan kepada dokter secara ringkas dan terorganisir.
Teknisi kefarmasian membantu apoteker dalam menyiapkan resep dan melakukan layanan administrasi seperti layanan pelanggan dan organisasi obat. Orang yang mengerjakan pekerjaan teknisi trainee ini menerima permintaan resep dari pasien secara tertulis atau elektronik. Kemudian mereka memverifikasi bahwa resep tersebut dikeluarkan oleh dokter, bahwa petunjuk pemberian dosis sudah benar, dan bahwa apotek memiliki persediaan obat. Teknisi kemudian mengisi wadah pil atau botol obat dengan jumlah tablet atau cairan yang sesuai. Akhirnya, mereka memberi label resep dengan instruksi dan peringatan yang sesuai sebelum menyerahkannya ke apoteker untuk tinjauan akhir.