Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang membahas perbedaan dan persamaan antara berbagai budaya, serta karakteristik individu dari budaya tersebut. Pekerjaan antropolog budaya bisa sulit didapat, tetapi dengan sedikit kreativitas dan beberapa pelatihan, lulusan perguruan tinggi dengan gelar antropologi dapat berhasil memasuki berbagai bidang. Salah satu pekerjaan antropolog budaya yang paling umum adalah sebagai guru di tingkat sekolah menengah atau perguruan tinggi. Mengajar di tingkat perguruan tinggi umumnya membutuhkan gelar pascasarjana seperti master atau PhD.
Jika lulusannya memiliki passion di bidang pendidikan serta antropologi, pekerjaan sebagai antropolog budaya dalam mengajar mungkin menjadi pilihan terbaik. Seseorang yang tertarik untuk mengajar di tingkat sekolah menengah atas perlu memperoleh kredensial mengajar, yang dapat berarti prosedur sekolah dan sertifikasi tambahan. Mengajar di tingkat perguruan tinggi umumnya membutuhkan gelar pascasarjana, yang juga biasanya berarti sekolah tambahan. Namun, begitu kandidat memenuhi kualifikasi yang memadai, beberapa pekerjaan antropolog budaya di bidang pendidikan mungkin tersedia; sosiologi, psikologi, sejarah, dan bahkan posisi geografi mungkin tersedia untuk antropolog budaya.
Di luar dunia akademis, pekerjaan antropolog budaya mungkin tersedia di sektor swasta atau bahkan di dalam pemerintahan. Perusahaan internasional dapat mempekerjakan antropolog untuk meningkatkan citra perusahaan dan interaksi dengan penduduk lokal di seluruh dunia. Organisasi pemerintah dapat mempekerjakan antropolog untuk alasan yang sama. Organisasi bantuan internasional dapat mempekerjakan antropolog sebagai penghubung di luar negeri, atau untuk berperan aktif dalam mengembangkan program di dalam lembaga tersebut.
Pekerjaan antropolog budaya bahkan ada di bidang lain seperti kedokteran; antropolog forensik dapat disewa untuk bekerja dengan tim forensik yang mengidentifikasi sisa-sisa tubuh manusia. Orang ini akan bekerja dengan lembaga penegak hukum serta komunitas ilmiah untuk merancang dan menerapkan teknik yang digunakan di bidang forensik.
Tentu saja, kandidat dengan latar belakang antropologi budaya mungkin juga memenuhi syarat untuk pekerjaan di luar lapangan. Sejarawan, misalnya, mungkin memiliki latar belakang antropologi, seperti halnya pengacara, wiraniaga, arkeolog, dan penulis. Kesempatan kerja bagi seseorang yang berlatar belakang antropologi budaya tidak terbatas pada ilmu pengetahuan, dan kualifikasi seperti itu sering dicari oleh bisnis yang membutuhkan orang-orang yang dapat membantu membangun komunitas global atau internasional. Ini adalah gelar serbaguna yang memiliki banyak aplikasi di beberapa disiplin ilmu yang berbeda.