Ada sejumlah jenis kepemimpinan organisasi yang dapat diterapkan di tempat kerja. Bersama-sama, mereka sering disebut sebagai berbagai “model kepemimpinan” atau “gaya kepemimpinan”. Dua contoh kepemimpinan organisasi yang paling umum adalah kepemimpinan situasional, di mana manajer atau pemimpin menyesuaikan gayanya berdasarkan situasi, dan kepemimpinan transaksional, yang merupakan sistem berbasis penghargaan dan hukuman. Sebagai imbalan untuk melakukan pekerjaan yang baik, misalnya, seseorang mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus atau promosi. Kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan partisipatif adalah dua model kepemimpinan umum lainnya.
Kepemimpinan situasional mungkin merupakan jenis kepemimpinan organisasi yang paling serbaguna. Dalam model ini, pemimpin, seringkali supervisor atau manajer di tempat kerja, menyesuaikan gayanya berdasarkan kebutuhan karyawan, masalah yang dia hadapi, dan pelajaran dari pengalaman masa lalu. Misalnya, beberapa karyawan mungkin memerlukan arahan khusus dan banyak pengawasan, sementara karyawan yang lebih berpengalaman mungkin hanya membutuhkan bimbingan dan motivasi umum. Daripada memperlakukan semua orang sama, seorang pemimpin situasional menyesuaikan tanggapannya berdasarkan kasus per kasus.
Kepemimpinan transaksional adalah umum di tempat kerja yang lebih besar di mana manajer tidak dapat mengenal karyawan mereka. Gaya kepemimpinan organisasi ini memberi penghargaan kepada mereka yang mengikuti aturan dan menyelesaikan pekerjaan mereka seperti yang diharapkan dengan gaji tetap, bonus, atau promosi. Mereka yang tidak berkinerja seperti yang diharapkan mungkin mendapati bahwa mereka kehilangan pekerjaan atau mengalami “hukuman” lainnya, seperti tidak memenuhi syarat untuk kenaikan gaji, atau mengalami penundaan promosi. Meskipun umumnya efektif dalam meningkatkan produktivitas pekerja, gaya kepemimpinan organisasi ini biasanya tidak mendorong pengabdian pribadi apa pun kepada perusahaan, dan tingkat turnover seringkali cukup tinggi.
Kepemimpinan transformasional dan partisipatif mengambil pendekatan yang berbeda, tetapi pada prinsipnya serupa. Pemimpin transformasional berusaha untuk menginspirasi dan memotivasi orang-orang di sekitar mereka, dan sering kali menghargai kreativitas dan pengambilan risiko untuk kebaikan bisnis. Gaya kepemimpinan organisasi ini memang cenderung mengilhami perasaan perhatian dan pengabdian kepada bisnis dan rekan kerja. Demikian pula, kepemimpinan partisipatif menyambut masukan dari karyawan lain, dan mempertimbangkan masukan ini ketika membuat keputusan yang akan mempengaruhi semua orang. Kedua gaya ini berusaha membuat karyawan merasa seolah-olah mereka adalah bagian dari kesuksesan perusahaan yang lebih besar, daripada sekadar roda penggerak dalam mesin.