Peraturan untuk mendonorkan sperma dapat berbeda-beda tergantung di mana pendonor tinggal. Banyak bank sperma, bagaimanapun, pertama-tama akan memastikan bahwa setiap pria yang ingin menjadi donor sperma umumnya sehat. Ini biasanya akan mencakup tes dan skrining untuk cacat genetik, penyakit menular, dan jumlah sperma. Di banyak daerah, pendonor sperma harus berada dalam rentang usia tertentu.
Donor sperma harus laki-laki yang umumnya sehat. Banyak bank sperma akan menyangkal beberapa pria yang tertarik untuk menyumbangkan sperma, jika mereka tidak sehat atau tidak menjalani gaya hidup sehat. Seorang donor tidak boleh kelebihan berat badan, misalnya, juga tidak boleh menjadi peminum berat atau perokok.
Sebelum mendonorkan sperma, seorang pria akan sering diskrining untuk kelainan genetik dan kromosom tertentu. Jenis masalah medis ini biasanya turun temurun, dan dapat diturunkan ke anak yang dikandung dengan spermanya. Sebuah riwayat keluarga sindrom Down atau anemia sel sabit, misalnya, biasanya akan mendiskualifikasi seorang pria dari menyumbangkan sperma.
Sebagian besar penyakit, terutama penyakit menular seksual (PMS), juga akan mendiskualifikasi seorang pria dari menyumbangkan sperma. Dia akan sering diminta untuk mengisi kuesioner dengan jujur untuk menentukan risiko tertular penyakit menular jenis ini. Profesional medis bahkan mungkin ditolak dari bank sperma, karena mereka bersentuhan dengan jenis penyakit ini setiap hari. Pria yang melakukan hubungan seks tanpa kondom, atau pria yang berhubungan seks dengan banyak pasangan juga sering tidak diperbolehkan untuk menyumbangkan sperma, karena perilaku ini dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual tertentu yang berbahaya.
Pemeriksaan fisik juga biasanya diperlukan sebelum seorang pria dapat mulai mendonorkan sperma. Selama pemeriksaan ini, seorang dokter akan memeriksa keadaan kesehatan umum seorang pria. Dia juga biasanya akan diminta untuk memberikan sampel darah, urin, dan air mani. Sampel darah dan urin akan digunakan untuk memeriksa penyakit. Sampel air mani akan digunakan untuk menentukan apakah seorang pria memiliki jumlah sperma yang sehat.
Beberapa bank sperma mungkin juga memerlukan calon donor untuk menjalani evaluasi psikologis dan tes IQ. Hal ini biasanya tidak diwajibkan oleh undang-undang, tetapi dapat membantu penerima sperma menentukan sperma mana yang ingin mereka terima, berdasarkan kepribadian dan kecerdasan pendonor. Gambar atau deskripsi fisik mungkin juga diperlukan.
Pria juga harus berusia tertentu untuk menyumbangkan sperma. Biasanya, pendonor harus berusia di atas 18 tahun, tetapi lebih muda dari 40 tahun. Rentang usia ini dapat bervariasi, tergantung pada bank sperma, tetapi di antara usia inilah pria paling subur. Seiring bertambahnya usia, jumlah sperma sehat dalam air maninya biasanya akan mulai menurun.