Apa Artinya “Telinga Anjing”?

“Anjing bertelinga” adalah jenis ekspresi idiomatik yang kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan keadaan lelah atau lelah. Ungkapan warna-warni berasal dari praktik halaman-halaman telinga anjing dalam sebuah buku sebagai sarana untuk menandai tempat pembaca, sebuah metode yang seiring waktu akan membuat buku tampak agak lusuh dan compang-camping. Secara umum, menjadi anjing-eared berarti agak lelah dari suatu kegiatan, diperlukan beberapa waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri sebelum dapat melakukan tugas atau kegiatan baru.

Orang kadang-kadang dapat digambarkan sebagai anjing-telinga, terutama jika mereka sedang dalam kondisi kelelahan. Misalnya, seseorang yang baru saja menyelesaikan tugas yang sangat padat karya, seperti berpindah dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal lainnya sering kali kelelahan karena usahanya. Dengan pakaian yang terlapisi debu dan kotoran akibat beraktivitas, orang tersebut juga akan sering terlihat agak acak-acakan karena aktivitas tersebut, menunjukkan penampilan yang mungkin agak lusuh bagi pengamat biasa. Setelah memiliki waktu untuk mandi dan beristirahat, individu tersebut akan sekali lagi terlihat terawat dan memiliki tingkat energi tertentu, yang secara efektif menghilangkan penampilan telinga anjing.

Rumah juga kadang-kadang digambarkan sebagai bertelinga anjing. Ini benar ketika bagian luar rumah perlu dicat, halaman rumput tumbuh liar, dan jendela tampak kotor. Selama properti memiliki penampilan yang agak lusuh dan rusak, idiom khusus ini tetap merupakan cara yang tepat untuk menggambarkan keadaan rumah. Setelah eksterior dicat, jendela dicuci, dan lansekap dikendalikan, properti tidak akan lagi terlihat seperti anjing, menunjukkan vitalitas dan daya tarik yang sangat berbeda dari tampilan sebelumnya lusuh dan lelah.

Bahkan ide-ide dapat dianggap tidak masuk akal. Hal ini sering terjadi dalam dunia bisnis, ketika pemilik mencoba untuk terus menggunakan ide dan strategi yang dulunya sangat efektif tetapi seiring waktu telah menjadi agak usang oleh perubahan permintaan konsumen dan munculnya teknologi yang lebih baru. Misalnya, bisnis lokal dapat terus beriklan di radio lokal meskipun fokus konsumen membeli barang yang ditawarkan oleh bisnis lebih pada belanja online. Dengan berfokus pada iklan radio yang tidak lagi menjangkau basis pelanggan yang tepat dan memilih untuk tidak memasang situs web yang memungkinkan konsumen melakukan pemesanan elektronik, bisnis kehilangan beberapa pelanggan lagi setiap tahun. Untuk terus berpegang pada ide-ide yang keras kepala itu sering kali berarti bahwa masa depan bisnis akan terancam, pada akhirnya menyebabkan perusahaan gagal jika ide-ide yang lebih tua dan tidak lagi dapat diterapkan itu tidak diganti dengan sesuatu yang lebih mutakhir.