Saxon genitive berfokus pada simbol bahasa Inggris dari apostrof dan asal usulnya. Sejak apostrof dan “s” umumnya mewakili kepemilikan dalam bahasa Inggris, para peneliti telah lama berspekulasi tentang kondisi linguistik tertentu yang menyebabkan penggunaan gabungan yang luas dari pasangan. Penjelasan genitif Saxon menyatakan bahwa bentuk ‘s berasal dari struktur Inggris Kuno, yang biasanya menggunakan “es” di akhir kata-kata tertentu. Menurut penjelasan ini, printer akhirnya mengganti “e” dengan apostrof.
Istilah tata bahasa genitive case menunjukkan hubungan modifikasi antara dua kata benda. Hubungan ini dapat terdiri dari deskripsi atau informasi tambahan seperti kepemilikan. Dalam bahasa Inggris modern, apostrof-“s” digunakan untuk menunjukkan kepemilikan satu objek atas objek lain. Misalnya, menulis frasa “mobil pria itu” memberi tahu pembaca bahwa mobil itu milik pria itu. Apostrof umumnya mendahului atau mengikuti huruf “s”.
Bahasa Inggris Kuno, bagaimanapun, menggunakan tanda kutip dengan cara yang berbeda. Dalam bentuk tertulis bahasa Inggris yang paling awal, kata-kata dibagi ke dalam kategori gender. Huruf “es” adalah akhiran yang umum dalam kata-kata maskulin atau netral gender. Seiring waktu, “e” tidak terdengar di banyak kata-kata ini. Untuk menghindari kebingungan, printer mulai mengganti “e” dengan simbol apostrof. Mereka tampaknya mengadopsi metode ini dari praktik Prancis awal.
Untuk mengubah frasa menjadi genitif Saxon, seseorang akan menandai hubungan posesif antara dua kata benda dengan apostrof dan “s.” Misalnya, dalam frasa “hari sinar matahari”, bagian terakhir dari frasa tersebut meningkatkan dan menjelaskan bagian pertama dari frasa tersebut, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai genitif. Jika frasa diubah menjadi “siang hari,” maka itu bisa dianggap sebagai genitif Saxon karena menggunakan bentuk posesif genitif Saxon tradisional.
Teori lain juga telah diusulkan sebagai asal mula bentuk posesif bahasa Inggris modern. Beberapa berpendapat bahwa apostrof sebenarnya digunakan untuk menggantikan kata ganti posesif seperti “miliknya” atau “dia.” Dengan demikian, alih-alih “wanita dan payungnya”, frasa singkat “payung wanita’ akhirnya menjadi populer. Bahasa lain juga memiliki aturan posesif yang berbeda, yang dapat memberikan alternatif lain untuk penjelasan genitif Saxon.