“Draw the line” adalah ekspresi bahasa Inggris yang digunakan untuk menggambarkan pengaturan batas, biasanya untuk perilaku, pengeluaran, kesabaran, atau ekspresi pribadi kesabaran lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menyampaikan finalitas dalam hal apa yang akan diizinkan oleh orang yang berbicara sebelum menanggapi untuk memperbaiki situasi. Frasa ini terkait erat dengan idiom serupa “menggambar garis di pasir”, yang memiliki konotasi jauh lebih antagonis daripada bentuk sederhana dari frase. Asal usul “tarik garis” agak kabur, karena ada referensi untuk itu dalam hal acara olahraga dan perang sejak ratusan tahun yang lalu.
Idiom adalah frasa atau ekspresi sederhana dengan makna yang telah berkembang melalui penggunaan populer jauh melampaui makna literal kata-katanya. Misalnya, ketika seseorang mengatakan bahwa dia patah hati, sebenarnya dia tidak patah hati. Sebaliknya, dia membuat referensi warna-warni untuk keadaan kesedihan. Idiom digunakan untuk hampir setiap aspek kehidupan, dan memungkinkan penutur untuk berkomunikasi dengan anggota lain dari budaya mereka yang menyadari arti yang dimaksudkan dari frasa ini. “Tarik garis” adalah salah satu idiom yang sangat kuat.
Ketika seseorang menggunakan idiom khusus ini, itu berarti dia telah muak dengan beberapa situasi dan akhirnya membuat batasan. Implikasinya adalah bahwa ada batas di mana orang tersebut akan membiarkan situasi berjalan, dan dia tidak akan membiarkannya berlanjut. Misalnya, orang tua mungkin berkata kepada anak-anaknya, “Kamu bisa keluar sampai jam 11:00, tapi kamu harus pulang, karena di situlah saya menarik garis.”
Dari ungkapan “gambar garis”, muncul idiom lain, “gambar garis di pasir”. Maknanya serupa, tetapi “menggambar garis di pasir” umumnya memiliki sedikit lebih banyak ancaman yang melekat padanya. Implikasinya dengan “menggambar garis di pasir” adalah bahwa seseorang siap untuk bereaksi dengan keras jika ada yang mencoba melewati garis imajiner itu. Misalnya, perhatikan kalimat, “Dia menggambar garis di pasir tentang harapannya, dan tidak ada yang berani melewatinya.”
Sulit untuk menentukan dengan tepat asal usul frasa “tarik garis.” Tinju dan tenis, di masa lalu, keduanya membutuhkan gambar garis yang sebenarnya untuk menetapkan batasan bagi para pesaing. Mengenai “menarik garis di pasir”, ada referensi tentangnya dalam catatan perang yang berasal dari Kekaisaran Romawi.