Apa Artinya “Et Vir”?

Et vir berarti “dan pria” dalam bahasa Latin dan “dan suami” ketika digunakan dalam dokumen hukum untuk merujuk pada suami dari seorang wanita. Pihak yang ingin mengikutsertakan suami yang tidak dikenal dalam gugatan sebagai tergugat atau ingin menggugat suami tetapi merahasiakan namanya akan sering menggunakan istilah hukum et vir mengikuti nama hukum terdakwa. Misalnya, kasus Perusahaan Kartu Kredit XYZ V. Williams, Kathy, ET VIR akan menyertakan pasangan Kathy meskipun nama resminya tidak disebutkan. Ini juga digunakan pada akta untuk menunjukkan kepemilikan properti milik suami dan istri, meskipun nama resmi suami tidak terdaftar. Kebalikannya adalah et aux atau et auxor, yang dalam bahasa latin berarti dan istri.

Asas di balik istilah hukum et vir adalah bahwa suami dan istri adalah satu orang di bawah hukum. Ketika digunakan dalam keterangan kasus, digunakan untuk menunjukkan bahwa istri dan suaminya diwakili sebagai satu dalam kasus, baik sebagai penggugat atau tergugat. Upaya hukum yang digunakan pengadilan untuk menyelesaikan kasus tersebut akan berlaku bagi suami dan istri. Jika pasangan memenangkan kasus dan menerima penghargaan atau ganti rugi, maka baik suami maupun istri akan sering menerima manfaat. Beberapa yurisdiksi telah meninggalkan konsep ini dan mengadopsi prinsip-prinsip hukum lain untuk menggambarkan kepentingan bersama suami dan istri, seperti sewa bersama dalam hukum properti riil.

Ada banyak dokumen, selain kasus pengadilan, di mana et vir digunakan. Ini biasanya digunakan dalam dokumen yang terkait dengan kepemilikan properti dan transaksi real estat, seperti akta. Dokumen lain termasuk gulungan penilaian pajak dan abstrak judul. Ini juga digunakan untuk menunjukkan bahwa kedua pasangan berbagi kewajiban, seperti dalam hak gadai atau utang. Misalnya, kreditur kemungkinan besar akan menyertakan nama resmi suami saat mengajukan pernyataan pembiayaan UCC alih-alih istilah hukum et vir.

Penggunaan et vir pada dokumen real estat tidak umum dalam praktik modern, dan nama resmi suami sering dicantumkan dalam akta, surat utang, atau dokumen lainnya. Pasalnya, proses perceraian dan pemisahan secara hukum dapat memperumit kepentingan dan kewajiban kepemilikan jika suami tidak diidentifikasi. Kreditur sering lebih suka mencatat nama suami bersama dengan nomor identifikasi, seperti nomor jaminan sosial.