Apa Antibiotik Tetrasiklin yang Berbeda?

Tiga jenis utama antibiotik tetrasiklin termasuk doksisiklin, minosiklin, dan tetrasiklin, dan digunakan untuk mengobati sejumlah besar infeksi bakteri. Keluarga antibiotik ini biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi pada sistem pernapasan, saluran kemih, dan telinga tengah serta sinus dan kulit. Antibiotik ini juga sering digunakan untuk mengobati demam berbintik Rocky Mountain, penyakit Lyme, dan tifus dan juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi jerawat yang serius. Dalam banyak kasus, ketiga jenis tetrasiklin sering dipertukarkan dan mungkin bermanfaat untuk penyakit dan kondisi serupa. Dokter yang meresepkan akan menentukan antibiotik mana yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien dan penyakit atau infeksi individu.

Doksisiklin adalah antibiotik tetrasiklin yang paling sering diresepkan dan digunakan untuk berbagai infeksi dan penyakit bakteri. Ditemukan pada tahun 1940 oleh Dr. Benjamin Duggar dari New York dan berasal dari Streptomyces aureofaciens, bakteri penghuni tanah. Ketika digunakan dalam kombinasi dengan retinoid topikal, antibiotik ini sangat efektif untuk mengobati jerawat vulgaris, bentuk jerawat yang menyebabkan noda merah dalam yang biasanya mengakibatkan jaringan parut permanen pada kulit. Doxycycline juga diresepkan untuk pasien yang menderita demam berbintik Rocky Mountain, infeksi pernapasan, dan gonore, di antara banyak lainnya. Ini dapat digunakan untuk beberapa jenis infeksi saluran kemih dan herpes zoster juga.

Jenis antibiotik tetrasiklin lain yang sering digunakan adalah minocycline, yang ditemukan pada tahun 1948. Ini mirip dengan doxycycline, tetapi minocycline menawarkan lebih banyak kemampuan antistaphylococcal dan berasal dari Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces rimosus. Dokter sering meresepkan antibiotik ini untuk infeksi kulit dan struktur kulit, seperti jerawat dan kista, dan saluran pernapasan. Trachoma, wabah, dan kolera sering diobati dengan obat ini serta demam kutu dan infeksi saluran kemih. Jenis antibiotik ini biasanya ditoleransi dengan sangat baik oleh sebagian besar pasien, sehingga sangat efektif.

Jenis terakhir dari antibiotik tetrasiklin dikenal sebagai tetrasiklin dan digunakan untuk menghambat produksi bakteri perusak kesehatan dalam tubuh. Sama seperti jenis tetrasiklin lainnya, bentuk asli ini sangat efektif dalam pengobatan sejumlah besar infeksi bakteri, seperti parasit amuba dan rosacea. Keluarga antibiotik tetrasiklin umumnya ditoleransi dengan baik oleh orang dewasa, tetapi umumnya tidak direkomendasikan untuk anak di bawah delapan tahun, karena ada beberapa bukti antibiotik ini mempengaruhi perkembangan tulang. Efek samping potensial lainnya termasuk kram perut, nyeri pada lidah dan mulut, dan kepekaan yang meningkat terhadap sinar matahari, yang mengakibatkan sengatan matahari yang serius dalam beberapa kasus.