Agen antivirus yang paling umum diresepkan oleh dokter untuk memerangi virus yang mencoba mengambil alih sel-sel dalam tubuh manusia untuk bereplikasi. Setelah virus memasuki sel, ia mampu membuat salinan dirinya sendiri dan melepaskan salinan baru ke dalam tubuh untuk menyerang sel lain. Obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi dibuat untuk mengganggu proses replikasi virus. Banyak obat antivirus yang digunakan saat ini ditujukan untuk mengobati influenza tipe A dan B, virus herpes, dan human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Asiklovir, atau Valtrex®, adalah agen antivirus paling umum yang digunakan untuk mengobati infeksi herpes dan luka dingin yang berkembang di bibir. Obat ini tersedia untuk dosis oral atau dalam krim untuk disebarkan di atas lesi. Ini tidak menyembuhkan infeksi herpes, tetapi mempersingkat waktu penyembuhan dan tingkat keparahan wabah. Dapat diberikan kepada anak-anak di bawah pengawasan dokter.
Symmetrel, Tamiflu® dan Flumadine® efektif dalam mengobati virus influenza. Dokter menyarankan vaksinasi untuk mencegah infeksi influenza. Regimen obat antivirus ini juga dapat membantu mempersingkat lamanya penyakit setelah pasien terinfeksi.
HIV dan AIDS memerlukan kombinasi obat antivirus yang diberikan beberapa kali sehari agar virus tidak mengambil alih tubuh. Agen antivirus yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi ini diresepkan dalam kelompok tiga dan empat obat. Obat harus diminum bersamaan karena obat antivirus masing-masing mengganggu bagian yang berbeda dari proses replikasi virus. Penting untuk meminum obat pada waktu yang sama sepanjang hari untuk memastikan bahwa tingkat obat antivirus yang konstan dipertahankan di seluruh tubuh.
Agen antivirus yang paling umum diresepkan untuk AIDS dan HIV adalah Epivir, Kaletra®, Retrovir®, Norvir®, dan Ziagen. Beberapa obat yang telah disetujui untuk pengobatan anak dengan HIV atau AIDS adalah Agenerase, Sustiva®, Crixavan, dan Viracept. Agen antivirus yang digunakan untuk mengobati anak-anak dan orang dewasa dengan AIDS diresepkan dalam kombinasi dengan dua hingga tiga obat antivirus lainnya. Kemampuan obat untuk melawan penyakit tergantung pada semua obat yang diminum bersama-sama secara berkala.
Obat antivirus dapat berinteraksi dengan obat lain dan suplemen makanan, jadi penting bagi dokter yang meresepkan agen antivirus untuk mengetahui semua obat yang diminum. Efek samping dari obat antivirus yang paling umum adalah diare, mual, muntah, pusing, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, dan sakit kepala. Efek samping umumnya akan berkurang seiring dengan meningkatnya durasi obat yang diminum.