Permukiman kumuh adalah kawasan perkotaan padat penduduk yang ditandai dengan standar hidup yang umumnya rendah. Daerah-daerah ini juga dikenal sebagai shantytowns, barrios, ghettos, atau favelas, meskipun beberapa istilah ini memiliki makna budaya tertentu. Di bagian akhir abad ke-20, mereka meledak di seluruh dunia, menjadi penyebab keprihatinan serius di antara organisasi-organisasi kemanusiaan, karena jumlah orang yang tinggal di daerah yang dapat dianggap kumuh sangat tinggi; di Mumbai, India, misalnya, diperkirakan 60% populasi tinggal di satu.
Permukiman kumuh dapat terbentuk dalam beberapa cara. Secara klasik, mereka telah muncul di lingkungan yang ada yang jatuh pada masa-masa sulit. Dalam beberapa kasus, lingkungan ini telah bergengsi dan dihormati, tetapi standar hidup jatuh sebagai rumah perlahan-lahan dibagi menjadi apartemen petak sempit, dan populasi menjadi sangat terkonsentrasi. Pada saat yang sama, akses ke layanan seperti perawatan kesehatan, makanan segar, dan sanitasi dasar dapat menjadi terbatas, menciptakan kekotoran dan kemelaratan.
Dalam beberapa kasus, daerah seperti itu juga bisa muncul entah dari mana, seperti halnya dengan banyak kota kumuh yang ditemukan di negara berkembang. Daerah kumuh ini kadang-kadang tampak muncul dalam semalam, memadatkan umat manusia menjadi daerah yang kotor dan padat dengan rumah-rumah yang dibangun dengan buruk dan seringkali berbahaya. Dalam kampanye untuk membersihkan daerah-daerah seperti itu, banyak kota telah secara paksa mengusir orang-orang dari kota-kota kumuh ini, menciptakan efek riak ketika orang-orang yang dipindahkan secara paksa berusaha untuk pindah ke daerah-daerah baru.
Sebagian besar orang yang tinggal di daerah kumuh sangat miskin, dan banyak yang diperlakukan sebagai warga negara kelas dua oleh masyarakat mereka. Masalah kesehatan cenderung sangat tinggi, sebagai akibat dari sanitasi yang tidak layak dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dasar. Malnutrisi adalah masalah serius lainnya di banyak tempat, seperti halnya kejahatan, yang dapat membuat mereka sangat berbahaya bagi penghuninya.
Banyak orang memandang daerah kumuh sebagai simbol utama ketidaksetaraan, dan di beberapa daerah, daerah seperti itu telah terbentuk di beberapa lokasi yang sangat tidak terduga, terkadang berdekatan dengan rumah orang kaya. Organisasi yang berkampanye menentang mereka berpendapat bahwa tidak ada manusia yang harus dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sedemikian buruk, dan bahwa sebagai tindakan dasar kemanusiaan, kota perlu menyediakan perumahan murah yang layak huni dan mengatur konstruksi.
Sayangnya, solusinya jarang sesederhana ini. Populasi dunia berkembang pesat, memberikan tekanan besar pada sumber daya yang tersedia, dan ketika negara berkembang menjadi lebih maju, tekanan ini kemungkinan akan meningkat. Meskipun agak menyedihkan untuk dipikirkan, ketidaksetaraan besar tampaknya berjalan seiring dengan masyarakat yang berkembang.