Impedansi induktor, juga dikenal sebagai reaktansi induktif, adalah konsep umum resistansi arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) ke sebuah induktor. Komponen pasif, induktor dirancang untuk menahan perubahan arus. Bahan dan konstruksi induktor menentukan impedansi induktor. Rumus matematika dapat digunakan untuk menghitung nilai impedansi suatu induktor tertentu.
Kemampuan untuk menahan perubahan arus, dikombinasikan dengan kemampuan untuk menyimpan energi dalam medan magnet adalah beberapa sifat induktor yang paling berguna. Ketika arus mengalir melalui induktor tertentu, akan menghasilkan medan magnet yang berubah yang dapat menginduksi tegangan yang berlawanan dengan arus yang dihasilkan. Tegangan induksi kemudian sebanding dengan laju perubahan arus dan nilai induktansi.
Sebuah induktor dapat dibuat dengan berbagai cara dan dengan beberapa bahan yang berbeda. Desain dan bahan keduanya dapat mempengaruhi impedansi induktor. Induktor dan bahannya memiliki spesifikasi listrik spesifik yang mencakup sifat-sifat seperti resistansi DC, induktansi, permeabilitas, kapasitansi terdistribusi, dan impedansi. Setiap induktor memiliki komponen AC dan komponen DC, yang keduanya memiliki nilai impedansi masing-masing. Impedansi komponen DC dikenal sebagai resistansi belitan DC, sedangkan impedansi komponen AC disebut reaktansi induktor.
Impedansi dapat berbeda dan dimanipulasi oleh bahan yang membentuk induktor. Misalnya, sebuah induktor mungkin memiliki dua rangkaian yang digabungkan dan disesuaikan sehingga impedansi keluaran satu rangkaian setara dengan impedansi masukan rangkaian yang berlawanan. Ini disebut impedansi yang cocok dan bermanfaat karena kehilangan daya minimal terjadi sebagai akibat dari pengaturan rangkaian induktor semacam ini.
Impedansi induktor dapat diselesaikan dengan persamaan matematika menggunakan frekuensi sudut dan induktansi. Impedansi tergantung pada frekuensi panjang gelombang; semakin tinggi frekuensi panjang gelombang, semakin tinggi impedansi. Selain itu, semakin tinggi nilai induktansi, semakin tinggi impedansi induktor. Persamaan dasar untuk impedansi dihitung dengan mengalikan nilai “2”, “π”, “hertz” dan “henries” dari panjang gelombang. Nilai-nilai yang diperoleh dalam persamaan ini, bagaimanapun, tergantung pada nilai-nilai lain termasuk pengukuran ohm resistansi, reaktansi kapasitif, dan reaktansi induktif.
Mendapatkan impedansi induktor membutuhkan perhitungan tambahan. Baik reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif 90 derajat di luar fase oleh resistansi, yang berarti nilai maksimum keduanya terjadi pada momen waktu yang berbeda. Penambahan vektor digunakan untuk menyelesaikan masalah ini dan menghitung impedansi. Reaktansi kapasitif dapat dihitung dengan menambahkan kuadrat reaktansi induktif dan resistansi. Akar kuadrat dari nilai tambah tersebut kemudian diambil dan digunakan sebagai nilai reaktansi kapasitif.