Apa itu Pemindai 3D?

Pemindai 3D mengukur dan mengumpulkan jutaan titik pada objek dunia nyata dalam waktu singkat dengan memancarkan dan menerima sinyal. Perangkat lunak 3D kemudian merakit titik-titik ini menjadi gambar multidimensi. Kontak, non-kontak aktif, dan non-kontak pasif adalah jenis pemindai yang digunakan untuk pengumpulan data. Penyedia layanan kesehatan, lembaga sejarah, dan manufaktur produk adalah beberapa industri yang menggunakan peralatan pemindai 3D. Perusahaan juga menyebut pemindai 3D sebagai digitalizer 3D, pemindai laser, pemindai LiDAR (deteksi dan jangkauan cahaya), dan pemindai cahaya putih.

Teknologi pemindai 3D dimulai dengan memancarkan cahaya, radiasi, atau sinyal ultrasound yang berjalan menuju objek yang sedang dievaluasi. Sinyal-sinyal ini memantul dari objek dan berjalan kembali ke sensor yang ada di dalam perangkat. Perangkat lunak menerima data ini sebagai titik terukur dan menentukan jarak dari waktu yang dibutuhkan setiap sinyal untuk meninggalkan pemindai, menghubungi objek, dan kembali ke sensor. Program kemudian mengkompilasi titik-titik ini menjadi titik cloud atau mesh dan membuat ulang gambar tiga dimensi di layar.

Pemindai 3D kontak memerlukan penempatan objek di tempat tidur pemindai. Lengan robot secara otomatis atau manual bergerak, menyentuh item berkali-kali dan menyusun titik data berdasarkan lokasi pada objek dan berbagai posisi lengan robot. Perangkat lunak kemudian membuat ulang gambar menggunakan setiap titik sebagai referensi. Pemindai non-kontak aktif memancarkan sinyal yang memantul dari objek yang terletak di dekat perangkat. Pemindai non-kontak pasif mendeteksi perubahan inframerah atau cahaya tampak di sekitar objek dari berbagai jarak untuk membuat gambar.

Industri menggunakan aplikasi 3D ini untuk mendapatkan data dari produk model prototipe. Menggunakan perangkat lunak Computer Aided Design (CAD), para insinyur membuat penyesuaian atau modifikasi pada desain aslinya. Perusahaan mungkin memindai banyak produk, memeriksa ketidaksempurnaan atau mengumpulkan informasi ke dalam database. Produsen juga dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari pemindai 3D untuk rekayasa balik, yang menghubungkan informasi tersebut ke mesin yang dioperasikan komputer dan membuat produk tertentu berdasarkan spesifikasi 3D.

Arkeolog mungkin menggunakan pemindai 3D untuk mengarsipkan informasi yang dikumpulkan dari artefak kuno. Perangkat pencitraan yang biasa digunakan oleh profesional perawatan kesehatan, yang dikenal sebagai computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI), juga merupakan jenis teknologi pemindaian 3D. Dalam hal ini, perangkat mengukur sinyal yang masuk ke dalam tubuh, beresonansi dari jaringan tubuh, dan kembali ke sensor, menciptakan gambar multidimensi dari struktur internal.