Ekstraksi asam ribonukleat (RNA) adalah proses laboratorium yang biasa digunakan dalam penelitian biologi molekuler. Dengan mengisolasi untaian RNA, peneliti dapat mempelajari komponen genetik dari berbagai organisme, dari bakteri hingga manusia. Meskipun asam deoksiribonukleat (DNA) adalah asam nukleat paling umum yang terkait dengan penelitian genetik, RNA adalah hubungan antara DNA dan protein sel yang bertanggung jawab untuk berbagai peran struktural. Ekstraksi RNA memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari jalur dari informasi DNA ke produksi protein dan fungsi sel.
Asam nukleat, dalam bentuk DNA dan RNA, menyimpan informasi genetik yang diperlukan sel untuk berfungsi dan bereplikasi. Asam ribonukleat, atau RNA, adalah penghubung antara DNA dan protein sel. Jenis RNA tertentu menyalin bagian tertentu dari DNA untuk membantu pembentukan protein tersebut. Mengikuti jalur antara DNA dan protein sel membantu peneliti memahami regulasi gen dan sintesis protein dalam sel individu. Proses yang memfasilitasi ekstraksi RNA dan memastikan stabilitas sampel memberi peneliti sarana untuk mengikuti jalur antara DNA dan RNA.
Selama ekstraksi RNA, sampel biologis dikurangi dan dimurnikan sedemikian rupa sehingga RNA diisolasi untuk pemeriksaan selanjutnya. Komponen molekuler, seperti protein, RNA, dan DNA, dipartisi atau diisolasi pada waktu yang berbeda, memungkinkan ekstraksi jenis RNA tertentu. Jenis jaringan dan sel yang berbeda memerlukan metode ekstraksi RNA yang berbeda. Sementara berbagai metode ada untuk melakukan ekstraksi RNA, yang paling umum menggunakan sentrifugasi untuk mencampur sampel biologis dengan berbagai senyawa kimia, yang secara kolektif dikenal sebagai denaturan.
Salah satu metode umum ekstraksi RNA adalah ekstraksi fenol-kloroform, juga dikenal sebagai PC atau PCIA. Dengan menggunakan metode ini, sampel jaringan dicampur dengan fenol dan kloroform dalam jumlah yang sama. Dikenal sebagai campuran biphasic, larutan disentrifugasi dalam larutan denaturasi. Hasil dua fase, dengan yang pertama adalah fase air dan yang kedua adalah fase organik. Selama fase air inilah ekstraksi RNA terjadi, dengan bantuan presipitasi etanol.
Metode lain untuk mengekstraksi RNA bervariasi, tergantung pada ukuran sampel, jenis jaringan, dan apakah RNA total atau sebagian diperlukan. Untuk sampel ragi, tumbuhan, atau hewan, RNA lengkap, atau RNA eukariotik total, diperlukan sampel. Bakteri, di sisi lain, membutuhkan RNA prokariotik total. Setiap jenis RNA memerlukan metode persiapan, ekstraksi, dan penyimpanan sampel yang berbeda.
Komplikasi dengan ekstraksi RNA sering terjadi dan umumnya berhubungan dengan degradasi RNA setelah ekstraksi. Enzim ribonuklease yang biasa ada dalam sampel jaringan dengan cepat mendegradasi RNA. Jika tidak digunakan dengan cepat, degradasi RNA dapat membuat sampel tidak berguna. Sebagai tanggapan, banyak metode ekstraksi RNA termasuk langkah-langkah persiapan sampel untuk penyimpanan, baik sebelum dan sesudah ekstraksi, untuk mengurangi atau memperlambat pemecahan RNA.