Apa itu Butil Alkohol Tersier?

Butil alkohol tersier adalah zat yang mudah terbakar dan berpotensi beracun yang digunakan dalam proses industri. Secara molekuler mengandung gugus metil, karbon, oksigen, dan hidrogen. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut industri, serta untuk meningkatkan kadar oktan dalam bensin. Ini juga digunakan untuk pembuatan parfum, lak, kulit buatan, dan film fotografi. Langkah-langkah keamanan harus dipatuhi saat menggunakan alkohol butil tersier; itu bisa menjadi racun jika seseorang menghirup atau menelan zat atau terkena kulitnya.

Pekerja yang memproduksi obat-obatan dapat berisiko terpapar zat tersebut. Produksi kaca pengaman, semen karet dan plastik, dan penghilang cat sering kali merupakan kegunaan industri butil alkohol tersier lainnya. Ini biasanya mudah terbakar, baik sebagai akibat dari percikan api, suhu tinggi, atau paparan langsung ke api. Titik didih umumnya 180 ° F (82.4 ° C) dan ledakan dapat terjadi hanya dari sejumlah kecil uap.

Kebakaran dan ledakan yang terkait dengan butil alkohol tersier dapat terjadi jika kontak dengan asam klorida atau senyawa pengoksidasi. Itu juga dapat terurai menjadi gas beracun, sehingga senyawa tersebut biasanya harus disimpan dalam wadah tertutup untuk alasan keamanan. Area di mana sering digunakan perlu berventilasi dan pakaian dan peralatan pelindung umumnya harus tersedia. Lembar data keamanan bahan butil alkohol tersier (MSDS) juga menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak digunakan dengan tembaga, logam alkali, atau aluminium.

Paparan alkohol butil tersier sering menyebabkan iritasi mata, dan iritasi kulit juga mungkin terjadi. Mencuci area yang terkena terkadang cukup untuk menghilangkan alkohol dan menyelesaikan masalah, tetapi perhatian medis mungkin diperlukan. Menghirup dan menelannya umumnya berbahaya dan bisa berakibat fatal. Paparan bisa akut di mana iritasi mata, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan pusing mungkin terjadi. Infeksi kulit dan masalah lain dapat terjadi akibat paparan kronis.

Suatu zat yang disebut metil tersier butil eter dapat dimetabolisme menjadi butil alkohol tersier. Langkah-langkah keamanan umumnya harus ada untuk keduanya ketika salah satunya digunakan. Alkohol biasanya disimpan dalam wadah berventilasi atau drum tertutup, sedangkan gas inert dapat dibuang di atas wadah untuk mengurangi mudah terbakarnya udara. Wadah kosong juga dapat memiliki residu bahan peledak, dan air seringkali tidak efektif untuk memadamkan api yang melibatkan butil alkohol tersier. Karbon dioksida atau bahan kimia kering sering digunakan untuk memadamkan api seperti itu.