Apa itu Metil Bromida?

Metil bromida adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang umumnya tidak mudah terbakar tetapi dapat menghasilkan gas beracun jika terkena api. Ini diproduksi dari garam bromida, yang terjadi secara alami. Gas dapat diubah menjadi cairan ketika ditempatkan di bawah tekanan yang cukup. Zat ini telah digunakan untuk mengendalikan hama seperti serangga, tikus, dan gulma. Itu juga telah digunakan untuk melindungi tanaman baik sebelum dan sesudah panen.

Metil bromida secara luas digunakan secara internasional oleh industri pertanian sebelum persyaratan penghentian yang dikeluarkan oleh Protokol Montreal untuk Zat Perusak Ozon. Perjanjian ini diadopsi pada tahun 1987 untuk menghilangkan penggunaan zat yang merusak lapisan ozon. Metil bromida diyakini secara signifikan bertindak dalam hal ini.

Dalam beberapa kasus, zat itu digunakan untuk mensterilkan tanah. Ini biasanya dilakukan dengan menyuntikkan metil bromida ke dalam tanah sebelum benih ditanam. Tujuan dari melakukan ini adalah untuk membunuh organisme berbahaya di dalam tanah. Tanaman yang dilindungi dengan cara ini termasuk tomat, anggur, dan stroberi.

Zat ini juga telah digunakan untuk merawat makanan setelah dipanen. Dalam kasus ini, makanan seperti ceri dan kacang-kacangan terkena metil bromida dalam pengaturan tertutup. Hal ini dilakukan untuk tujuan karantina dan untuk memenuhi peraturan perdagangan.

Meskipun penggunaan zat tersebut telah sangat dikurangi oleh Protokol Montreal untuk Zat Perusak Ozon, namun zat tersebut belum sepenuhnya dihilangkan. Di Amerika Serikat, misalnya, pengecualian memungkinkan penggunaannya dalam keadaan kritis dan ketika ada kebutuhan untuk karantina.

Metil bromida tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga dapat berdampak buruk bagi manusia. Ketika zat tersebut terhirup dapat menyebabkan batuk, masalah pernapasan, atau penumpukan cairan di paru-paru. Jika paparannya lebih parah, serangkaian efek negatif lainnya bisa terjadi. Ini termasuk kerusakan otak atau kegagalan sistem saraf pusat. Seseorang yang terkena zat tersebut dapat mengalami mati rasa pada anggota badan, masalah dengan koordinasi, dan perubahan kepribadian.
Bahkan kontak dengan kulit bisa berbahaya. Orang yang berurusan dengan zat ini harus memakai alat pelindung. Jika zat ini bersentuhan dengan kulit atau barang apa pun yang dipakai seseorang, disarankan untuk membuang barang kotor dan segera membersihkan kulit dengan sabun dan air.