Dalam forensik, sidik jari laten adalah tanda yang tertinggal di tempat kejadian kejahatan yang mungkin tidak langsung terlihat dengan mata telanjang. Untuk mengeksposnya, teknisi menggunakan bubuk sidik jari, fuming, dan teknik lainnya. Mengidentifikasi sidik jari ini adalah bagian penting dari pengumpulan bukti, dan banyak teknisi mengkhususkan diri dalam mengambil sidik jari dari TKP dan menganalisisnya di laboratorium untuk membantu penegakan hukum dalam menangkap penjahat.
Tangan dan kaki tercakup dalam sekresi alami karena kelenjar ekrin, yang menghasilkan keringat, campuran air, garam, dan senyawa jejak lainnya. Keringat akan menempel pada tepi gesekan jari, dan ketika jari diletakkan di permukaan seperti kaca, plastik, atau kayu, kesan akan tertinggal. Sekresi alami tubuh menyimpan sidik jari, yang sama sekali berbeda — tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari yang sama.
Sidik jari laten biasanya tertinggal secara tidak sengaja, karena penjahat yang ceroboh tidak menyadari bahwa tangannya mungkin meninggalkan bekas. Terkadang, sidik jari dibuat dari zat selain keringat, seperti darah, cairan tubuh lain, atau cat. Dalam hal ini, mereka disebut sidik jari paten. Bagian dari analisis yang dilakukan pada sidik jari termasuk penentuan dari apa sidik jari itu dibuat, karena ini dapat memberikan bukti tambahan tentang kejahatan atau kejahatan.
Ketika penyelidik tiba di TKP, salah satu hal pertama yang mereka lakukan setelah memotret seluruh tempat kejadian adalah debu untuk sidik jari laten. Ini memastikan bahwa tidak ada cetakan yang terlewatkan, bahkan jika sidik jari paten, cetakan yang mudah terlihat dengan mata telanjang, terlihat jelas. Bubuk sidik jari khusus disikat dengan lembut di atas permukaan yang mungkin menahan sidik jari untuk melihat apakah ada yang muncul. Jika sidik jari muncul setelah dibersihkan, mereka difoto dan kemudian diangkat dengan hati-hati dengan selotip bening sebelum ditempelkan pada kartu. Untuk permukaan yang sulit, proses lain yang dikenal sebagai pengasapan dapat digunakan untuk menemukan tanda ini. Pengasapan dapat digunakan untuk sidik jari yang sangat tua, karena menyebabkan reaksi kimia dengan zat sisa yang mungkin tertinggal, bahkan jika keringat itu sendiri hilang.
Sidik jari dibawa kembali ke laboratorium kejahatan untuk dianalisis, yang biasanya dimulai dengan memindainya ke komputer dan memeriksa silangnya dengan basis data kriminal untuk mencari kecocokan. Di Amerika Serikat, Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis Terpadu (IAFIS) adalah database nasional yang dapat digunakan oleh penyelidik polisi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang sidik jari yang ditemukan di TKP. Basis data elektronik berisi lebih dari 47 juta catatan dan dapat digunakan untuk memeriksa sidik jari secara instan dari TKP. Catatan sidik jari untuk IAFIS berasal dari penjahat, serta warga negara yang diambil sidik jarinya sebagai bagian dari pemeriksaan latar belakang rutin, dan basis data substansial sangat membantu penegakan hukum dalam pekerjaan mereka.