Apa itu Fotografi Arkeologi?

Fotografi arkeologi adalah praktik memotret banyak segi dari karya arkeologi untuk membuat catatan abadi dari karya tersebut. Pekerjaan khusus seorang fotografer arkeologi biasanya melibatkan tugas-tugas seperti mengambil gambar dari sebuah situs sebelum, selama, dan setelah menggali dan memotret artefak. Pada awal abad ke-21, banyak fotografi arkeologi dilakukan secara digital, sebuah perkembangan teknologi yang telah meningkatkan bidang tersebut sekaligus juga menghadirkan tantangan yang unik. Mereka yang ingin menjadi fotografer arkeologi dapat mempertimbangkan program studi yang berfokus pada fotografi dan arkeologi.

Adalah tugas seorang fotografer arkeologi untuk membuat catatan fotografi permanen dari proyek-proyek arkeologi. Dengan menangkap berbagai elemen proyek ini dalam film, fotografer menyediakan data visual yang nantinya dapat dipelajari oleh para arkeolog yang bekerja pada proyek tersebut, peneliti ilmiah, kurator museum, dan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang peradaban masa lalu. Salah satu alasan mengapa fotografi arkeologi sangat penting bagi bidang arkeologi adalah bahwa setelah sebuah situs digali, situs tersebut tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula. Dengan demikian, foto dapat memberikan catatan abadi dari sebuah situs sebelum dan saat penggalian sedang berlangsung.

Dalam kebanyakan kasus, sebagian besar pekerjaan fotografer arkeologi dilakukan di tempat. Dia biasanya mengambil foto penggalian saat berlangsung, menunjukkan, misalnya, di mana dan bagaimana artefak tertentu berada saat ditemukan. Selain itu, dia dapat memotret area di sekitar situs untuk merekam tampilannya pada saat penggalian. Seringkali, komponen utama lain dari pekerjaan seorang fotografer arkeologi adalah mengambil gambar dari setiap artefak yang ditemukan selama penggalian sedemikian rupa sehingga detail dan ukurannya jelas. Tugas ini dapat dilakukan di laboratorium, museum, atau lokasi lain di luar lokasi.

Pada akhir 2011, fotografi arkeologi sebagian besar telah menjadi media digital. Teknologi digital memiliki banyak manfaat bagi fotografer arkeologi. Ini memungkinkan mereka, misalnya, untuk memeriksa kualitas dan komposisi setiap bidikan sebelum meninggalkan lokasi penggalian, dan juga memungkinkan mereka untuk berbagi foto dengan cepat dan murah. Namun, teknologi ini juga menimbulkan beberapa tantangan. Misalnya, untuk membuat catatan artefak yang otentik, fotografer harus menahan keinginan untuk mengoreksi gambar mereka secara berlebihan menggunakan perangkat lunak fotografi.

Mereka yang ingin menjadi fotografer arkeologi kemungkinan harus memiliki latar belakang di bidang fotografi dan arkeologi. Departemen arkeologi dari beberapa perguruan tinggi dan universitas menawarkan kelas yang berfokus secara khusus pada fotografi arkeologi. Atau, seorang siswa mungkin ingin menyelesaikan jurusan ganda dalam mata pelajaran ini, atau untuk mendapatkan gelar sarjana di salah satu mata pelajaran dan gelar master di mata pelajaran lainnya.