Apa itu Spons Titanium?

Spons titanium adalah bentuk titanium berpori yang dibuat selama tahap pertama pemrosesan. Dalam bentuk alaminya, titanium tersedia secara luas di dalam kerak bumi. Setelah diekstraksi, diproses untuk menghilangkan bahan berlebih dan mengubahnya menjadi produk yang dapat digunakan, meskipun mahal.
Proses konversi yang digunakan dengan titanium mentah disebut proses Kroll. Ini adalah proses batch yang kompleks, multitahap, yang membutuhkan panas yang sangat tinggi dan peralatan khusus. Proses Kroll mengubah oksida logam menjadi klorida dengan melewatkan logam di atas rutil atau ilmenit dan karbon yang sangat panas untuk membuat titanium tetraklorida. Bahan kimia ini dipisahkan melalui proses yang disebut distilasi fraksional di mana komponen campuran dipisahkan berdasarkan titik didih yang berbeda.

Bahan yang dihasilkan dari proses Kroll adalah spons titanium. Spons ini kemudian mengalami pencucian atau distilasi vakum yang dipanaskan untuk menghilangkan kotoran lebih lanjut. Bahan yang tersisa di spons dipalu dengan dongkrak, dihancurkan, ditekan, dan dilebur untuk menghilangkan lebih banyak kotoran.

Pada proses selanjutnya, spons titanium dilebur. Kemudian dimasukkan melalui proses distilasi fraksional untuk menghilangkan kelebihan cairan dan dikombinasikan dengan magnesium cair, aluminium besi, vanadium atau molibdenum dan argon dalam tungku yang sangat panas. Tujuan menggabungkan bahan-bahan ini adalah untuk menambah kekuatan dan stabilitas pada spons titanium dan menciptakan paduan logam yang lentur.

Pada titik ini, spons titanium yang dikonversi siap untuk dibuat. Beberapa perusahaan menjual spons titanium sebagai produk jadi, sementara yang lain menyelesaikan proses konversi secara internal. Spons sekarang dapat dibentuk menjadi bentuk penggilingan seperti batang, pelat, lembaran atau tabung. Produk-produk ini kemudian dikirim ke pabrik dan perakit yang berbeda untuk menciptakan produk jadi untuk penggunaan komersial.

Titanium digunakan untuk memproduksi suku cadang untuk mesin jet, rudal, implan ortopedi, perhiasan, dan telepon seluler. Sifat yang paling penting dari titanium adalah kepadatan rendah dan tingkat ketahanan korosi yang tinggi. Meskipun enam kali lebih mahal dari baja, titanium sangat tahan terhadap korosi baik di air laut maupun air yang mengandung klor, membuatnya populer di berbagai produsen.

Titanium pertama kali ditemukan dan didokumentasikan oleh William Gregor pada tahun 1791. Meskipun titanium murni cukup mahal, ia tersedia dalam bentuk dasarnya, di hampir semua makhluk hidup. Itu juga dapat ditemukan di bebatuan, air dan tanah. Proses mengekstraknya dan menggabungkannya dengan paduan inilah yang membuat prosedurnya rumit dan mahal.