Semua benda, berapa pun ukurannya, akan jatuh dengan kecepatan yang sama: percepatan gravitasi. Ini adalah tingkat di mana sebuah benda jatuh bebas. Artinya, itu adalah tingkat di mana suatu benda dipercepat menuju pusat bumi. Nilai ini tidak konstan tetapi berubah dengan lokasi benda jatuh bebas.
Di Bumi, percepatan gravitasi kira-kira 32.2 ft/s2 (9.8m/s2). Ini berarti bahwa sebuah benda akan mengalami percepatan 32.2 kaki/detik (9.8 m/s) untuk setiap detik benda itu jatuh. Dengan kata lain, semakin lama suatu benda jatuh, semakin cepat jatuhnya. Anggap saja sebagai mobil yang terus berakselerasi. Mobil akan terus melaju lebih cepat dan lebih cepat semakin lama dikendarai. Demikian pula, benda yang jatuh selama tiga detik akan bergerak lebih cepat daripada benda yang jatuh selama satu detik.
Tingkat percepatan ini sangat tergantung pada permukaan benda yang jatuh. Banyak dari kita hanya akan mengalami gravitasi yang berkaitan dengan Bumi, tetapi jumlahnya akan berubah secara dramatis jika kita berada di benda langit lain. Percepatan gravitasi jauh lebih sedikit di bulan, misalnya. Faktanya, ini adalah yang keenam dari Bumi, dengan nilai sekitar 5.3 ft/s2 (1.6 m/s2). Sebuah benda akan jatuh ke bulan dengan kecepatan yang jauh lebih lambat.
Menggunakan persamaan, g=GM/R2, percepatan gravitasi benda yang berbeda di ruang angkasa dapat dihitung. Dalam persamaan, g adalah gravitasi, G adalah konstanta gravitasi, R adalah jari-jari planet, dan M adalah massa planet. Dengan melakukan perhitungan, fisikawan telah menentukan bahwa percepatan gravitasi di Jupiter kira-kira 85.3 kaki/s2 (26m/s2). Pluto, di sisi lain, memiliki nilai 2 ft/s2 (0.61m/s2). Anda dapat melihat bahwa planet dengan massa lebih besar memiliki percepatan gravitasi yang lebih besar daripada planet dengan massa lebih kecil.
Jika dunia adalah ruang hampa, nilai-nilai ini akan mewakili kehidupan nyata. Di bulan, udara adalah ruang hampa, sehingga benda-benda jatuh ke tanah dengan percepatan gravitasi bulan. Namun, di Bumi, kita memiliki hambatan udara—kekuatan udara yang mendorong benda saat jatuh. Inilah alasan mengapa sehelai bulu melayang ke Bumi sementara bola bowling jatuh, meskipun gravitasi bekerja pada kedua benda secara setara. Untuk menghitung secara akurat kecepatan jatuhnya suatu benda, hambatan udara harus diperhitungkan.