Apa Perbedaan Metode Pengukuran Tekanan Udara?

Tekanan udara, juga disebut tekanan atmosfer atau tekanan barometrik, adalah jumlah berat atau gaya yang diberikan atmosfer pada waktu tertentu di bagian tertentu dari Bumi. Alat utama pengukuran tekanan udara adalah menggunakan alat yang disebut barometer, yang merupakan asal mula istilah tekanan barometrik. Barometer air raksa atau air terdiri dari tabung berongga yang dipasang di salah satu ujungnya ke wadah air raksa atau air. Tekanan udara memaksa material naik ke dalam tabung, menghasilkan pengukuran tekanan udara. Ahli meteorologi sering menggunakan barometer aneroid, yang menggunakan kontraksi dan ekspansi sel logam untuk mengukur tekanan atmosfer.

Karena jumlah udara di atmosfer bumi berkurang pada ketinggian yang meningkat, pengukuran tekanan udara di permukaan laut akan lebih tinggi daripada pengukuran yang dilakukan pada ketinggian yang lebih tinggi dan lebih rendah dari pengukuran pada ketinggian yang lebih rendah. Di permukaan laut, yang merupakan ketinggian nol, jumlah tekanan udara cukup untuk menaikkan tingkat merkuri dalam barometer sekitar 30 inci (76.2 cm). Peningkatan tekanan pada merkuri akan menyebabkannya naik kira-kira 1 inci (2.54 cm) untuk setiap penambahan ketinggian 1,000 kaki (304.8 m). Daerah bertekanan tinggi didefinisikan sebagai pengukuran tekanan udara di atas permukaan laut, sedangkan tekanan udara rendah adalah pengukuran di bawah permukaan laut.

Barometer aneroid adalah perangkat elektronik yang juga dapat digunakan untuk pengukuran tekanan udara. Tidak seperti barometer air raksa, barometer aneroid mengandung ruang logam tanpa udara yang mengembang atau mengerut ketika tekanan udara berubah. Pulsa dalam logam ini diubah menjadi sinyal digital yang memberikan pembacaan keluaran tekanan udara. Barometer aneroid sering digunakan di perangkat prediksi cuaca rumah, yang menggunakan perubahan tekanan udara yang dikombinasikan dengan informasi atmosfer lainnya.

Ahli meteorologi menggunakan barometer untuk memprediksi perubahan tekanan atmosfer bumi. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat peta negara atau wilayah tertentu yang menunjukkan area bertekanan tinggi dan rendah, serta area di mana aliran udara menyebabkan perubahan atmosfer. Data ini, dikombinasikan dengan informasi lain seperti suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban, adalah cara utama untuk memprediksi badai petir, tornado, dan pola cuaca buruk lainnya. Pengukuran tekanan udara yang menurun dengan cepat dapat menjadi prediktor angin kencang, karena angin diciptakan oleh molekul udara yang terus bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke rendah dalam upaya untuk menyamakan.