Di luar apa yang tersirat dari istilah tersebut, sains android bukan hanya tentang merancang dan membuat robot. Sebaliknya, sains android adalah desain dan konstruksi robot untuk tujuan mempelajari perilaku manusia — khususnya, bagaimana orang berinteraksi dan bereaksi terhadap robot. Seiring kemajuan ilmu robotik, kita semakin dekat dengan hari di mana robot akan memainkan peran sehari-hari dalam masyarakat kita. Tujuan akhir dari ilmu android adalah untuk mengembangkan desain robot yang menghilangkan hambatan psikologis yang mungkin dimiliki orang dalam berinteraksi dengan robot.
Beberapa berpendapat bahwa ilmu android terdepan sedang dikembangkan di Jepang, di mana Hiroshi Ishiguro, direktur Lab Robotika Cerdas di Universitas Osaka, dan Karl F. MacDorman, profesor di Sekolah Informatika di Universitas Indiana-Universitas Purdue Indianapolis, telah membuat Repilee Q2. Repliee Q2 adalah robot manusia hidup, yang dari jarak dekat, hampir tidak dapat dibedakan dari wanita Jepang mungil.
Namun, ketika Repilee Q2 mulai bergerak, ilusi itu hilang. Dalam usahanya untuk menyempurnakan android yang lebih hidup, fokus Ishiguro adalah mempelajari persepsi manusia. Menggunakan android seperti Repilee Q2, ia berusaha untuk mengeksplorasi, secara mendalam, konsep kunci dalam ilmu android — teori Lembah Luar Biasa, yang diusulkan oleh pelopor robotika Mashahiro Mori pada tahun 1970. Intinya, teori Lembah Luar Biasa menunjukkan bahwa semakin mirip robot manusia, semakin positif reaksi manusia. Namun, terlalu jauh dalam upaya untuk menghasilkan robot yang benar-benar hidup, dan Anda dapat memicu penolakan di antara manusia.
Dalam menjelaskan teori Uncanny Valley, MacDornan mengatakan bahwa sejauh mana android adalah hal yang hidup. Bukti terbaru menunjukkan bahwa android ini lebih baik dalam memunculkan interaksi manusia normal daripada karakter animasi atau robot yang kurang hidup. Tapi, MacDornan menunjukkan, bahwa manusia memiliki kepekaan yang meningkat terhadap setiap cacat yang mungkin mereka miliki sehingga membuat mereka kurang terlihat seperti manusia.
Ishiguro dan MacDornan mengejar ilmu android dengan keyakinan bahwa, di masa depan, manusia ditakdirkan untuk berinteraksi secara alami dengan android. Tantangannya adalah mendorong kembali ambang Lembah Luar Biasa; tetapi itu berarti lebih dari sekadar menyelamatkan orang dari pekerjaan sehari-hari yang membosankan. Mereka juga percaya android, karena memiliki kehadiran fisik namun dapat dikontrol dengan tepat, dapat digunakan lebih efektif daripada aktor manusia untuk mempelajari hubungan dan gangguan manusia secara ilmiah yang, pada gilirannya, akan memungkinkan mereka untuk membangun android yang lebih baik.