The Lost Generation adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada sekelompok seniman dan penulis kolektif yang menetap di Eropa setelah Perang Dunia Pertama. Anggota kelompok ini tinggal di Eropa pada 1920-an dan awal 1930-an, dan mereka memiliki dampak besar pada masyarakat dan seni. Generasi tersebut disebut sebagai “hilang” bukan karena hilang dari ingatan, tetapi karena individu sering mengungkapkan rasa kebingungan emosional, merasa tersesat dalam masyarakatnya sendiri.
Banyak anggota Generasi yang Hilang melihat pertempuran dalam Perang Dunia I, kadang-kadang sebagai sukarelawan yang melakukan perjalanan ke Eropa lebih awal, memprotes kurangnya keterlibatan Amerika pada tahun-tahun awal perang. Lainnya hidup melalui perang di Eropa, atau memiliki hubungan dekat dengan orang-orang yang memiliki. Akibatnya, banyak yang merasakan kekecewaan mendalam yang diciptakan oleh kekerasan perang, dengan banyak anggota memandang perang sebagai tindakan kebrutalan yang tidak masuk akal yang menghancurkan kepolosan yang mendominasi masyarakat pada pergantian abad ke-20.
Anggota Generasi yang Hilang sering menjalani gaya hidup yang sangat bohemian. Mereka menentang sikap konvensional tentang perilaku yang pantas, terutama bagi wanita, dan banyak juga yang menyatakan penghinaan terhadap moralitas, terutama seputar seksualitas. Saat mereka berjuang dengan kekecewaan mereka, anggota juga mempertanyakan masyarakat secara keseluruhan, dan menargetkan seni dengan komentar berduri yang menunjukkan bahwa sebagian besar seniman hanya mengulangi karya generasi sebelumnya.
Beberapa anggota grup yang terkenal termasuk Gertrude Stein, Ernest Hemingway, Ezra Pound, dan F. Scott Fitzgerald. The Lost Generation termasuk gerakan modernis dalam seni dan tulisan, bersama dengan gerakan Surealis. Banyak anggota generasi ini sangat politis, sering kali memiliki pandangan politik radikal yang menyebabkan marjinalisasi mereka dalam masyarakat arus utama. Sementara beberapa dari orang-orang ini terkenal sekarang, banyak yang kurang menarik perhatian pada masanya; The Great Gatsby, misalnya, hanya terjual 25,000 eksemplar ketika dirilis, meskipun secara luas dianggap sebagai klasik di zaman modern.
Anggota Generasi yang Hilang berjuang dengan cita-cita yang hancur tentang masyarakat, peran gender, diplomasi, moralitas, dan masalah lainnya. Komentar mereka tentang masyarakat mungkin tidak diterima dengan baik pada saat itu, tetapi banyak dari mereka menjadi ikon.