Gas CS adalah bahan kimia non-mematikan yang digunakan terutama sebagai alat pengendalian massa dan pencegah kerusuhan. Ini menyebabkan reaksi parah dan melemahkan di saluran air mata dan selaput lendir. Agen ini pertama kali digunakan pada akhir 1950-an dan banyak digunakan untuk memerangi kerusuhan sipil. Masker gas modern menawarkan perlindungan yang sangat baik terhadap gas CS.
Senyawa kimia ini pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dan dinamai untuk pria, Corson dan Stoughton, yang pertama kali mengembangkan bahan aktifnya. Bahan ini, 2-chlorobenzalmalononitrile dicampur dengan bahan kimia lain untuk mengubahnya menjadi gas. Paling umum bahan kimia ini digunakan menggunakan tabung kecil seperti granat, yang dapat dilempar atau diluncurkan. Sistem pengiriman semprot juga terkadang digunakan.
Nama paling umum untuk senyawa ini adalah “gas air mata”. Nama ini berasal dari efek fisik yang paling menonjol dari gas. Namun, bahan kimia lain dengan efek melemahkan yang serupa tetapi tidak mematikan juga dapat disebut sebagai “gas air mata”.
Reaksi terhadap gas CS bervariasi sampai batas tertentu, tetapi biasanya menyakitkan dan melemahkan. Zat tersebut mengiritasi mata dan selaput lendir, yang membuat penglihatan menjadi sulit. Bernapas setelah terpapar gas CS juga sulit dan bisa sangat menyakitkan. Banyak orang yang terpapar zat ini merasa tidak mungkin bernapas melalui lubang hidung mereka. Efek fisik lainnya, termasuk rasa sakit dan mual, juga tidak jarang terjadi.
Perjanjian internasional melarang penggunaan gas CS selama peperangan, karena dianggap sebagai senjata kimia. Namun, perjanjian-perjanjian ini tidak melarang penggunaannya oleh polisi terhadap warga sipil. Ini banyak digunakan sebagai agen pengendalian kerusuhan dan alat pembubaran massa. Polisi sering enggan menggunakannya di ruang terbatas, karena efek gas CS dapat menyebabkan kepanikan yang berbahaya ketika tidak ada jalan keluar yang mudah dari bahan kimia yang tersedia.
Pendapat tetap terbagi atas bahaya yang ditimbulkan oleh paparan gas ini. Secara umum diterima bahwa gas tersebut tidak mematikan, tetapi dapat menimbulkan risiko tambahan bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Penderita asma, misalnya, mungkin mengalami kesulitan yang lebih parah.
Masker gas modern sangat efektif dalam melindungi pemakainya dari efek gas ini. Namun, senyawa tersebut masih dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Hal ini terjadi karena bahan kimia iritan dapat menembus ke dalam pori-pori, dan ini menyebabkan reaksi yang menyakitkan. Pakaian berat dapat membatasi efek ini, seperti berhati-hati untuk tidak menggosok area yang terkena gas CS. Cuaca hangat memperburuk efek topikal gas, karena berkeringat menyebabkan pori-pori terbuka lebih lebar.