Sebuah batu nisan adalah monumen berukir yang digunakan untuk menandai lokasi kuburan. Anda mungkin juga mendengar batu nisan yang disebut sebagai batu nisan, batu nisan, atau penanda kuburan, meskipun istilah-istilah ini pernah merujuk pada hal-hal yang sedikit berbeda. Pemakaman di seluruh dunia menggunakan batu nisan untuk mengenang orang mati, dan berbagai macam contoh dapat ditemukan, dari monumen sederhana hingga yang rumit.
Secara klasik, batu nisan mencakup beberapa informasi dasar tentang almarhum, seperti namanya, tanggal dan tempat lahir, serta tanggal dan tempat kematian. Beberapa nisan juga memiliki pesan singkat, termasuk kutipan dari teks-teks keagamaan, baris dari puisi, atau syair yang dibuat khusus untuk almarhum. Jika almarhum melakukan sesuatu yang sangat luar biasa, ini juga dapat dicatat di batu nisan, seperti dalam “Perdana Menteri Inggris ke-14” atau “Meninggal Menyelamatkan Sahabatnya Dari Kapal yang Tenggelam.” Juga tidak jarang kita jumpai ornamen pada nisan, mulai dari ukiran yang mengelilingi teks hingga patung-patung yang dipasang di atas nisan.
Gaya di batu nisan telah berubah secara radikal sepanjang sejarah. Pada tahun 1600-an, misalnya, banyak batu nisan termasuk ayat kasar dan mengancam yang dirancang untuk menakut-nakuti perampok kuburan, sementara kuburan abad ke-18 ditandai dengan tengkorak, tulang bersilang, dan pengingat kematian lainnya. Pada abad ke-19, malaikat dan ukiran simbolis dari bahan-bahan seperti gandum, ivy, dan lili mulai menjadi sangat umum. Para arkeolog juga telah menemukan contoh batu kubur kuno dan penanda kuburan, yang mencerminkan fakta bahwa manusia ingin mengenang dan meratapi kematian mereka dengan penanda formal selama ribuan tahun.
Desain nisan juga dapat dipengaruhi oleh agama almarhum. Beberapa agama menganjurkan penggunaan batu nisan sederhana, jelas, sederhana, bersama dengan praktik penguburan sederhana, sementara yang lain mendorong pendirian penanda kuburan berornamen. Beberapa batu nisan mencantumkan nama pasangan, atau dirancang untuk mencakup plot keluarga, memungkinkan orang dikuburkan bersama dalam kematian untuk mencerminkan kedekatan mereka dalam hidup.
Batu seperti marmer, granit, atau batu medan adalah bahan tradisional untuk batu nisan, tetapi juga memungkinkan untuk melihat penanda yang terbuat dari beton, kayu, atau logam. Dalam beberapa budaya, batu nisan ditempatkan di kepala kuburan, sementara di budaya lain, ditempatkan di kaki kuburan. Kadang-kadang dua penanda digunakan untuk secara jelas menunjuk kepala dan kaki kuburan. Batu nisan juga bisa berbentuk cenotaph, tugu peringatan bagi orang mati yang didirikan di lokasi di mana tidak ada orang yang dikuburkan, seperti yang mungkin terjadi ketika seseorang hilang di laut.
Beberapa daerah menjadi terkenal karena batu nisannya. Westminster Abbey di Inggris, misalnya, menjadi tuan rumah makam banyak orang Inggris terkemuka, bersama dengan sejumlah batu nisan yang menarik untuk menandai tempat peristirahatan terakhir mereka. Pemakaman militer terkenal dengan keseragaman dan jumlah batu nisan dan penanda peringatannya, sementara Forest Lawn di Los Angeles terkenal di dunia karena keragaman penanda makamnya.
Produsen batu nisan sering terletak dekat dengan kuburan, untuk kenyamanan. Di daerah di mana tukang batu tidak bekerja di dekat kuburan, staf kuburan sering membuat rekomendasi untuk tukang batu tertentu, yang mencerminkan hubungan jangka panjang. Hal ini sangat umum terjadi di kuburan yang dikelola dengan ketat, di mana ukuran, sifat, dan penempatan batu nisan dapat diatur dengan ketat.