Menggunakan transfusi darah untuk anemia memiliki banyak aspek positif dan negatif yang berbeda. Ini adalah cara yang efektif untuk mengisi kembali tingkat sel darah merah dan hemoglobin tubuh, dan ini pada gilirannya mengurangi banyak gejala yang terkait dengan anemia, seperti pusing dan kelelahan. Sayangnya, transfusi darah memiliki risiko yang melekat, seperti kemungkinan memasukkan patogen ke dalam aliran darah pasien, memicu reaksi alergi dan menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan penerima, yang pada gilirannya dapat menyebabkan infeksi. Untuk alasan ini, transfusi darah untuk mengobati anemia hanya boleh digunakan pada kasus yang parah.
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki kadar sel darah merah yang cukup, mengakibatkan kekurangan hemoglobin vital, yang diperlukan untuk membawa oksigen ke berbagai bagian tubuh. Kekurangan hemoglobin adalah penyebab sesak napas dan kelelahan yang sering dikaitkan dengan anemia. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti kekurangan zat besi, kanker, diabetes, penyakit ginjal, atau AIDS. Umumnya, suplemen zat besi digunakan untuk mengobati anemia.
Menggunakan transfusi darah untuk anemia adalah pengobatan yang umum, dan untuk sementara dapat meredakan gejala yang berhubungan dengan anemia. Transfusi darah seringkali menyelamatkan jiwa, tetapi paling baik digunakan dalam situasi di mana anemia dikaitkan dengan penyakit serius yang mendasarinya atau ketika pembedahan atau kecelakaan telah menyebabkan kehilangan darah yang ekstrem. Transfusi diberikan langsung ke aliran darah pasien melalui tabung intravena.
Aspek negatif dari penggunaan transfusi untuk mengobati anemia terkait dengan fakta bahwa pengobatan dapat berisiko. Efek samping dapat terjadi akibat transfusi darah. Inilah sebabnya mengapa banyak dokter dan kepala organisasi terkait anemia menyarankan untuk menghindari transfusi darah sebagai pengobatan jika memungkinkan. Anemia seringkali dapat diobati dengan lebih efisien dengan hal-hal seperti suplemen vitamin. Selain itu, transfusi darah tidak memiliki efek pada penyebab yang mendasari anemia.
Secara keseluruhan, transfusi darah untuk anemia tetap menjadi pengobatan yang berharga dan menyelamatkan jiwa dalam kasus-kasus serius. Masalah utama hanya muncul ketika dokter menggunakan transfusi darah untuk anemia terlalu sering, dan karena itu memperkenalkan pasien pada risiko yang tidak perlu. Penelitian juga menunjukkan bahwa pasien yang menerima transfusi umumnya membayar lebih untuk perawatan medis mereka dan lebih buruk dalam hal kesehatan umum daripada pasien yang tidak menerimanya.