Vankomisin adalah antibiotik yang biasa digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri. Meskipun obat ini sangat efektif untuk mengobati kondisi ini, efek sampingnya bisa sangat berbahaya. Beberapa efek samping paling umum yang terkait dengan penggunaan vankomisin termasuk pengembangan rasa yang tidak biasa di mulut, masalah perut seperti mual dan muntah, reaksi alergi, dan bahkan kerusakan pendengaran atau ginjal. Individu yang mengembangkan efek samping yang lebih serius biasanya didorong untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin.
Salah satu efek samping vankomisin yang paling umum adalah rasa yang tidak biasa di mulut. Rasa ini paling sering pahit, meskipun dalam beberapa kasus rasa tidak enak lainnya dapat terjadi. Biasanya terjadi di pagi hari setelah bangun tidur, atau di waktu lain di mana tidak ada makanan atau cairan di mulut untuk waktu yang lama.
Bagi sebagian orang, efek samping vankomisin mungkin termasuk masalah perut. Masalah perut yang paling umum yang terjadi dengan penggunaan vankomisin termasuk mual dan muntah. Namun, dalam beberapa kasus, gangguan pencernaan atau kram perut dapat terjadi. Efek samping yang lebih serius ini memerlukan perhatian medis sesegera mungkin untuk mencegah masalah yang berkelanjutan.
Efek samping vankomisin juga termasuk reaksi alergi. Gejala reaksi alergi yang disebabkan oleh penggunaan vankomisin termasuk ruam kulit, gatal-gatal, dan kulit yang tampak bersisik yang tidak hilang setelah beberapa hari. Selain itu, beberapa individu yang telah diresepkan vankomisin dapat mengembangkan bekas luka dan perubahan warna kulit. Dalam kasus yang paling serius, anafilaksis dapat terjadi. Kegagalan untuk mencari bantuan medis dapat mengancam jiwa bagi mereka yang memiliki efek samping yang lebih serius ini.
Sindrom pria merah adalah salah satu dari daftar efek samping vankomisin. Ini adalah jenis reaksi alergi tertentu yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, mengi, dan kondisi pernapasan serupa lainnya. Selain itu, mereka yang mengembangkan sindrom pria merah sering mengalami nyeri dada dan kejang otot, serta tubuh bagian atas memerah. Seperti gejala reaksi alergi tradisional, mereka yang mengembangkan sindrom pria merah biasanya didorong untuk mencari bantuan medis segera.
Dalam beberapa kasus, penggunaan vankomisin telah dikaitkan dengan kerusakan pendengaran dan ginjal. Vankomisin juga telah ditemukan merusak pembentukan sel darah yang diperlukan untuk melawan infeksi dan membantu pembekuan darah. Ini bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang sedang menggunakan pengencer darah.