Terapi lumba-lumba adalah praktik penyembuhan yang juga dikenal sebagai terapi bantuan lumba-lumba. Biasanya melibatkan berenang dan berinteraksi dengan satu atau lebih lumba-lumba sebagai sarana memacu penyembuhan berbagai masalah. Biasanya, terapi ini direkomendasikan oleh dokter, seringkali psikolog atau terapis fisik, di samping perawatan medis tradisional untuk masalah tersebut. Pendukung praktik ini mengutip contoh yang menunjukkan peningkatan fungsi pembelajaran dan kemajuan pemulihan bagi orang-orang dengan gangguan mental. Beberapa orang tidak setuju dengan penggunaan metodenya karena keefektifannya yang belum terbukti dan untuk masalah etika dan keamanan.
Terapi lumba-lumba adalah salah satu bentuk terapi akuatik. Umumnya dianggap sebagai bentuk terapi alternatif, paling sering dibahas sehubungan dengan autisme atau gangguan perkembangan kognitif lainnya. Selama terapi jenis ini, pasien berenang di kolam bersama lumba-lumba dengan bantuan terapis lumba-lumbanya. Terapi ini dilakukan bersamaan dengan jenis terapi penyembuhan lainnya, seperti pijat dan psikoterapi. Hal ini paling sering diberikan kepada anak-anak dengan penyakit mental atau fisik, tetapi juga digunakan sebagai terapi untuk orang dewasa, terutama mereka yang mengalami cedera, depresi atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Terlepas dari kelucuan praktiknya, terapi lumba-lumba agak kontroversial di kalangan aktivis hak-hak binatang, pendukung keselamatan, dan terapis. Aktivis hak-hak hewan percaya itu menempatkan lumba-lumba pada risiko cedera atau infeksi yang tidak perlu. Bahkan dengan tindakan pencegahan, kulit halus lumba-lumba dapat terluka oleh kuku atau perhiasan yang dikenakan oleh pasien, atau jika perilaku pasien di luar kendali.
Masalah hak-hak hewan lainnya adalah kekhawatiran bagaimana lumba-lumba berakhir di fasilitas terapi. Dalam beberapa kasus, lumba-lumba ditangkap dari alam liar untuk digunakan dalam atraksi pengalaman lumba-lumba, dan banyak yang terluka atau terbunuh dalam prosesnya. Karena lumba-lumba yang ditangkap dapat menjadi tidak stabil dan menyerang, cedera pada orang yang menerima terapi lumba-lumba juga dapat menjadi perhatian. Di masa lalu, beberapa orang yang berenang dengan lumba-lumba mengalami cedera mulai dari luka ringan hingga patah tulang rusuk.
Beberapa terapis percaya bahwa penyembuhan lumba-lumba adalah buang-buang uang. Meskipun beberapa terapis terpilih melakukan terapi secara gratis, sesi dengan lumba-lumba bisa mahal. Meskipun banyak terapis percaya bahwa terapi lumba-lumba bermanfaat bagi pasien, yang lain tidak setuju. Penelitian tentang efektivitas terapi lumba-lumba telah menunjukkan manfaat bagi anak-anak penyandang cacat, tetapi para peneliti yang berbeda pendapat berpendapat bahwa penelitian yang ada sudah ketinggalan zaman, tidak meyakinkan, atau cacat.